Kamis, 27 Desember 2012

The Morning Elegance


I went to this place, Tegal Panjang, two days ago with two friend of mine,
 and we were the only visitor there.
The morning atmosphere of this place were as elegant as usual :)


Rabu, 26 Desember 2012

Capturing Macro

I found this spider hanging between two half burn woods in the openness of Tegal Panjang, 
a hidden wild beautiful peace grassland laid between Papandayan and Puntang Mountain.
 Its web look so neat and perfectly rounded in such a open fresh place, 
where no human will go after their web. 


The beauty of the detail and tidiness of the web,and the view of dew clung on it caught me. 
What a pity that my camera ain't able to capture this view as good as my eyes. 




Kamis, 20 Desember 2012

Got new songs in my playlist

I am so crazy listening to Banda Neira's songs currently that I keep repeat it in my playlist all day long.haha. They compose such a humble lyric and ear-catching music.They are indie group whose creation were not commercialized, you can listen to them at Soundcloud, you tube (but not all their songs available in youtube) or donwload it in 4share.

Dia datang saat hujan reda
Semerbak merekah namun sederhana
Dia bertingkah tiada bercela
Siapa kuasa
Dia menunggu hingga ku jatuh
Terbawa suasana
Dia menghibur saat ku rapuh
Siapa kuasa
Dan kawan
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya
Dia bagai suara hangat senja
Senandung tanpa kata
Dia mengaburkan gelap rindu
Siapa kuasa
Dan kawan
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya

Senin, 17 Desember 2012

Eksplorasi Bandung Selatan dan Teras Nusantara

Salah satu desa kecil yang saya senangi di Bandung Selatan adalah desa Cibatarua, dapat dicapai dengan 1-2 jam perjalanan kendaraan dari kota Pangalengan melewati jalan-jalan batu ala desa di pegunungan. Bentang alamnya jangan ditanya. Hamparan kebun teh sejauh mata memandang dipagari gunung-gunung di sekelilingnya, dikombinasikan dengan keramahan menyenangkan dari penduduk membuat desa ini sangat berbeda. Hal lain yang saya cari-cari ketika datang ke desa ini yaitu, tehnya! Minuman yang dibuat dari daun teh segar hasil produksi tanah desa ini sendiri.Rasanya sangat khas. Konon katanya produksi teh desa ini hanya untuk di impor ke luar.


Kebun Teh Desa Cibatarua


Jika kita terus mengeksplorasi ke arah selatan dari desa ini, kita akan menemui sebuah tegalan (padang rumput) di lembah yang luas sekali, yang oleh warga sekitar dinamakan tegal panjang, dengan ukuran 46.831 hektar. Dipagari oleh 2 gunung di bagian timurnya, tegalan ini seperti wujud 3 dimensi raksasa dari lukisan pemandangan khas kanak-kanak. Tersembunyi diantara Gunung Puntang dan Gunung Papandayan, tempat yang belum sering terjamah manusia ini menawarkan keheningan dan suasana alam yang asri. Tempat ini dapat dicapai dengan treking 4-6 jam perjalanan dari desa Cibatarua, setelah berjam-jam di dalam hutan tertutup, rasa lelah akan terbayar tuntas begitu hutan membuka dan kita disajikan pemandangan lembah ini. 



 Kabut Pagi Tegal Panjang

Jika anda memiliki waktu liburan satu hari lagi, kita dapat terus mengikuti jalur kearah timur, selama 4-6 jam perjalanan, kita akan sampai di kawah Papandayan, Garut!

 Menuju Kawah Papandayan



Kawah Papandayan


Dari kawah Papandayan kita dapat meneruskan perjalanan menggunakan kendaraan dan menikmati wisata terkenal kota garut, pemandian air panas Cipanas. Anda dapat berendam di kolam air panas untuk menghilangkan lelah setelah 2 hari perjalanan treking. Dan untuk waktu yang tersisa, kita dapat mengitari kota Garut untuk mencicipi kulinernya yang khas.


Untuk anda yang hanya memiliki waktu liburan 2 hari, kita dapat kembali ke desa Cibatarua pada hari II dan melanjutkan perjalanan di desa Malabar. Desa ini memiliki banyak sekali kolam pemandian air panas alami untuk anda melepas lelah. Dan anda dapat mencicipi kuliner khas kota Pangalengan setelahnya.

*** 

Jadi ceritanya saya dan teman-teman se angkatan diorganisasi yang mewadahi kami dahulu sedang iseng-iseng mencoba membuat bisnis kecil-kecilan. Idenya, untuk investasi masa depan dan tentu saja mewadahi agar keinginan kami menapaki sudut-sudut Indonesia ini tidak lenyap ditelan pekerjaan, untung-untung memberikan kami penghasilan tambahan. Jadi, kami buatlah sebuah wadah untuk menampung hasrat kami ini, kami namai  TERAS NUSANTARA. Masih Under Maintenance, artinya semuanya masih serba impulsif, belum terstruktur dengan rapi karena keterbatasan sumber daya manusia (kami sudah bekerja semua dan tinggal di kota yang berbeda-beda), tapi kami menjanjikan servis terbaik untuk klien kami. *jadi promosi, hihi* . Dalam beberapa jangka waktu ke depan, kami baru menyediakan trip-trip mengelilingi Jawa Barat, tetapi untuk jangka panjang, tentu saja kami ingin membuat trip ke penjuru Indonesia. *amin, amin*.  Dan tidak hanya megantarkan mengunjungi tempat indah saja, kami berharap bisa bersama-sama belajar budaya dan kearifan-kearifan lokal Indonesia bersama teman-teman kami. :)
  
Nah, untuk saat ini, salah satu trip yang kami sediakan adalah trip perjalanan ke Bandung Selatan ini. Jadi, untuk anda yang  ingin sekali kesana tetapi tidak pernah mencoba melakukan perjalanan sendiri, atau tidak punya waktu untuk mempersiapkan keberangkatan, saya dan teman-teman saya di  menyediakan trip perjalanan murah meriah untuk anda. *Maafkan trik marketing murahan saya, hehe*.Buat yang tertarik, dapat langsung membuka link teras nusantara diatas yang keatas yang akan menghubungkan anda ke page Teras Nusantara. Semoga ada yang tertarik ya! Can't wait for a journey with you :)
"Be thankful to those who help you through yesterday, appreciate those who promise to fight for you tomorrow, 
and love those who stand by you today."

As a matter of fact dear,  tomorrow only exist in our chat, there will never be tomorrow.
It's always today.It's always today.

Minggu, 09 Desember 2012

Glamorous Batavia


Taken from 10th floor of Century Hotel Senayan.
The old lady look so sparkling sometimes.

Morning Blushy Bright Sky :)


Once upon a time, unusual morning bright sky Bandung. 
Look! it's Blushy!
I can tell you now that sky is woman. And she is really beautiful :)
Closing one old chapter,
...
..to start one new chapter.

Rabu, 05 Desember 2012

Playing Color


Nothing Special. I just love it colors mix.Hehe.

Excessive Possession

I had been packing my thing, and all this sentimental feeling caught me. I had to filter which things I'll bring and which things I won't bring. But it's not about that. I did't mind left my clothes, gowns, shoes, or bags which I didn't really use. But there were also stuffs,  personal stuffs, things . Some stuffs that have some good memories in it I don't want to loose that I keep them : Photos, souvenirs, presents, some other things. That why it's more than just packing things,  it's also about packing 5 years memories of my life into a luggage and a box.

And I had to work hard on it.Because I really couldn't bring all those stuff with me. Simply because I don't have my own place to keep  the things, and my mobility make it impossible for me to bring all those stuffs with me. Several stuffs have to be left.

Yet,stuffs are only an object, somehow they will be vanish. Just a matter of time They might be the reflection for some memories of our life, but the memories it self are actually stored in our mind. And I think, if I really love those memories, I don't need to keep stuffs just to remind me of them. So,I think it's ok to skip the stuffs.

Farther, if I keep doin that, keep every stuff that represent some memories of  my life, I won't have enough space years ahead, unless I have my own place. And since I one who haven't have settle place yet, and mobile extremely, I think it better to give thing that I don't really use to people who really need its. Sentimental won't help.

Excessive possession isn't a good thing. Never tied your self up into things that could be vanished.

Selasa, 27 November 2012

Digging Deeper

Saat turun assessment data bencana banjir soreang kemarin, pada sebuah posko, saya bertemu dengan serombongan mahasiswa yang datang membawa bantuan. Berapa properties mereka menarik perhatian say : baju yang super bersih, mobil mewah, dan kamera canggih. Ketika mereka hendak pergi, salah seorang dari mereka berfoto bersama salah satu perwakilan posko dengan pose yang sangat familiar : memegang bantuan bersama, bersalaman, senyum lebar. Saya cuma senyum-senyum melihat hal ini jauh, saya prediksikan mereka adalah “pejabat kampus”, mungkin saja, suatu saat mereka akan benar-benar jadi pejabat negara ini.

~~~

Salah satu fenomena positif mengesankan yang muncul ketika terjadi bencana alam adalah hal ini mengugah rasa kemanusiaan masyarakat dengan sangat efektif. Orang-orang dan berbagai lembaga berlomba-lomba berpartisipasi untuk membantu para korban, moril, materiil.  Semua orang berusaha memberi sumber daya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Tapi setelah semua sumber daya terkumpul, kenyataan berikutnya di lapangan, tidak semengesankan itu. Ada banyak masalah-masalah yang muncul. Ada dua permasalahan dominan yang menarik perhatian. Pertama,  penyelundupan kepentingan lembaga atau personil tertentu dibalik bantuan, bisa itu pejabat, csr perusahaan tertentu, atau partai politik. Mudah sekali melihat tipikal yang seperti ini di lapangan : Bantuan yang diberikan biasanya adalah bantuan materiil, jadi tidak perlu repot-repot ngurusinnya. Biasanya prosesi penyerahan bantuannya akan sangat resmi sekali, dan selalu ditutup dengan sesi foto-foto penyerahan bantuan yang memakan waktu paling lama dari serangkaian acara. 

Masalah kedua, masyarakat pihak korban yang tiba-tiba bermental “meminta-minta”. Tentu saja  adalah hak korban untuk memperoleh bantuan,  tetapi pada beberapa kasus  yang buruk : masyarakat jadi menunggu pihak "dermawan" datang dan membantu, tanpa mencoba proaktif untuk me-recovery diri mereka sendiri. Permasalahan ini terkait dengan permasalahan pertama tadi, kecenderungan mental seperti ini muncul berbanding lurus dengan kemudahan dan bantuan yang diberikan.

 Masalah-masalah minor seperti  bantuan tidak tepat guna (indomie yang terlalu banyak, pakaian bekas yang berlebihan, dsb), distribusi bantuan yang tidak merata, penimbunan bantuan oleh pihak-pihak tertentu.

Di FK KBPA BR (Forum Komunikasi Keluarga Besar Pecinta Alam Bandung Raya- sebuah perkumpulan organisasi-organisasi PA di Bandung-,- organisasi tempat saya bergabung melakukan volunteer untuk beberapa bencana alam), permasalahan dominan kedua yang saya sebutkan diatas yang menjadi dasar dalam perencanaan operasi penanggulangan bencana .

Konsepnya yaitu penanggulangan bencana dengan pendampingan komunitas korban.  Pada program ini, masyarakat korban tidak diposisikan sebagai subjek dari program, tetapi objek, -pelaku-, program itu sendiri. Masyarakat dikondisikan agar bertanggung jawab dan proaktif untuk memperbaiki keadaannya sendiri, dengan demikian, mental “pasrah dan menerima” dapat dihindarkan, sehinga ketika bantuan tidak lagi datang, masyarakat sudah bisa berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dan kita, sebagai pelaksana program, bertugas mendorong dan membantu masyarakat menuju kemandirian tersebut secepat mungkin. Jadi tidak sekedar memberi bantuan, foto-foto, lalu pergi. 

Konsep ini sudah sangat familiar tentunya saat ini, saya menemui banyak lembaga-lembaga yang bergerak dengan pendekatan yang sama. 

Tetapi para tetua FK KBPA BR sudah merumuskan konsep ini dari lama sekali, saya tidak tahu kapan persisnya tetapi setau saya mereka sudah mengaplikasikan perancangan seperti ini semenjak penanggulangan bencana tsunami di Aceh. Konsep mereka semakin matang setiap kali program dijalankan. Pertama kali saya terlibat aksi volunteer pada gempa pangalengan 2009, saya dibuat terkagum dengan kematangan dan keterpaduan perencanaan mereka dalam membangun sebuah program penanggulangan bencana. Kenyataannya,  kebanyakan para tetua ini bukan orang yang mengenyam/menyelesaikan bangku kuliah, mereka merancang perencanaan bukan berdasarkan teori dari buku, atau dosen, tetapi dari pengalaman dan pemahaman yang mereka dapatkan dari proses ke proses.

~~~

Kembali pada gerombolan mahasiswa yang saya temui kemarin, saya tentu saja jahat sekali dengan mengejek para mahasiswa tersebut, walaupun secara diam-diam. Keinginan dan usaha mereka untuk berpartisipasi saja sudah merupakan hal yang harus di apresiasi dengan besar. Tapi, saya rasa pendidikan yang mereka miliki dan rangkaian pelatihan intelejensi membuat mereka memiliki kapasitas lebih dari sekedar memberi bantuan materiil.  Saya berharap, mereka melakukan sesuatu yang lebih jauh daripada itu, sebesar harapan saya untuk diri saya sendiri agar mampu melakukan hal yang lebih bermakna dan bermanfaat luas daripada apa yang sanggup saya lakukan saat ini.

Teringat pada sepetan kalimat yang pernah diucapkan oleh salah seorang senior :

"Sesekali, cobalah review, seberapa besar efek dari sebuah tindakan dan aksi yang kita lakukan. Tinjau ulang kembali, perubahan sebesar apa yang bisa kita berikan pada sekeliling. Kalau sebenarnya kita sanggup memberi 10 , kenapa terus-terusan memberi 5?"

Yes.Try looking at the bigger system.Dimanakah kita berdiri di sana?Sekedar penghias,yang keberadaannya tidak mempengaruhi berjalan atau tidaknya sistem,  atau komponen utama pengerak sistem tersebut?Dan kita memiliki potensi yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan, yang perlu kita lakukan, hanyalah menggali lebih dalam.

Kamu.Apa yang kamu cari?
Kalo sudah tahu, cerita ya.

~m.u

Rabu, 21 November 2012

Into the Wild


Lebay sih judulnya. Tapi debit air cimanuk hilir memang lebih besar daripada biasanya akhir minggu kemarin, jadi adrenalinnya kecampur-campur antara seru dan tegang. Setiap akan masuk jeram saya mengucap bismillah lalu ditutup dengan alhamdulillah sesudahnya.Berkali-kali.

Peserta pengarungannya sedikit, karenanya dapat porsi belajar yang lebih banyak, dan tentu saja otot yang lebih pegal.Si saya dapat banyak sekali ilmu baru dari wa' Yana tentang membaca arus.
Dan kawan, istilah semakin belajar semakin merasa bodoh itu benar adanya. Tidak dilebih-lebihkan.

Selasa, 20 November 2012

Segaris harapan, lalu ilusi

Mengertikah kamu, kenapa beberapa orang menyuapkan bergram-gram nikotin dan kafein kedalam pembuluh darahnya?Agar pikiran mereka tetap terjaga, sehingga hati tak sempat mengkhianatinya. Karena beberapa orang benar-benar ingin hidup di kenyataan, beberapa orang bersikeras hidup dalam kenyataan.Beberapa orang tak cukup kuat untuk percaya pada harapan yang dihidupkan hati, karenanya mereka serahkan semuanya pada pikiran yang berpegangan pada kenyataan.Tetapi mereka tak cukup kuat melakukannya sendirian, lalu mereka menyuapkan toksin pada tubuh mereka.

Ah, kenapa kita begitu kejam pada diri kita sendiri?

Bukannya hati adalah juga bagian dari kesatuan diri yang tak seharusnya di beri jarak dari keseharian? 

Harapan toh tidak menyakiti, ilusi yang mengkhianatimu.
 

Minggu, 18 November 2012

Ojek Payung


The photo taken at Kawah Putih, Ciwidey, South Bandung
 Some villagers use the rain season opening temporary umbrella's rent enterprise.
"Ojek Payung", we name it.
They unfold it in the morning to dry it up and to attract visitors.

Kamis, 15 November 2012

Binatang Peliharaan

Saya pernah memelihara berbagai jenis binatang, dulu, waktu saya kecil. Macam-macam jenisnya : kucing, anjing, ayam, ikan, burung. Diantara semua yang paling tahan lama (catatan : kepergian bisa karena kehabisan nafas atau kabur, atau dibuang ibuk), adalah kucing.

Dulu kata ibuk saya sayang sekali sama kucing, seingat saya juga begitu. Kami berbagi tempat tidur dan selimut. Mungkin karena saya tidak punya adik atau teman sebaya yang bisa diajak main dirumah. Tiap pagi si kucing bergelung diatas selimut dikaki saya. Tiap pagi kucing yang bersangkutan dimarahin ibuk. Saya punya banyak sekali kucing, ending kisah mereka dengan saya macam-macam : mati karena memang sudah usianya, mati tertabrak, dibuang ibuk, atau kawin lari dengan kucing lain. Setelah saya kuliah dan berteman dekat dengan cewek biologi yang sangat aware dengan keberadaan makluk mikro bernama virus dan bakteri yang ada disekitar kita yang menurutnya sangat membahayakan manusia, dan rambut kucing adalah rumah yang sangat nyaman untuk makluk-makluk mikro itu, saya tertular paranoianya. Sekarang rasa takut saya terhadap makluk mikro ini mengalahkan rasa sayang saya, saya berpikir berkali-kali sebelum memegang kucing.

Saya pernah punya anjing.Taukah kalian betapa lucu dan menyenangkannya anjing itu?Scala 0-10, saya beri 12. Tapi dibuang ibuk, karena suka jilat-jilat barang di halaman belakang.Najis katanya, repot ngebersihinnya. Huks. Saya tidak mengerti kenapa makluk semenyenangkan itu dikategorikan najis.

Saya juga pernah memelihara anak ayam. Mati duluan sebelum gede, keseringan dipegang. Lalu merpati, tapi kabur dari kandang.Masuk smp saya memutuskan tidak lagi memelihara binatang.

SMA kelas 2 seorang teman memberi saya anak kucing. Warnanya emas. Lucu sekali, matanya biru. Pertama diberikan si kucing berkutu banyak sekali. Saya jadi punya ritual baru waktu itu, memandikan kucing dan membersihkan tempat pupnya. Sungguh dia lucu sekali. Suatu sore ketika pulang sekolah saya mendapati dia lemas tak bergairah. Semua jenis makanan yang disodorkan tidak disentuh, malam harinya ada busa-busa disudut mulutnya. Saya suapkan susu dan memastikan dia tetap hangat malam itu. Besok paginya dia cukup membaik, senang. Sore sepulang sekolah, saya mendapati dia kaku dibalik pintu dapur. Mengingatnya masih membuat saya berkaca-kaca hingga saat ini.

Di awal saya mengontrak rumah bersama De-Te, niat untuk memelihara binatang muncul kembali.tetapi si home mate tidak setuju sama sekali. Menurut dia mengurung binatang disebuah tempat bernama kandang adalah dosa terbesar umat manusia. Saya diijinkan memelihara binatang jika dan hanya jika binatang tersebut tidak dikandangin, dan tidak dalam masuk daftar hewan terancam punah. Penyu dicoret dari daftar. Beruang kutub juga, tidak butuh larangan untuk mengetahui bahwa ini memang tidak mungkin, Kuskus. Larangan berikutnya adalah binatang berbulu. Kucing, Anjing, Marmut, Kelinci.Tidak.

Akhirnya pilihan yang ditinggalkan adalah memelihara ikan.Tapi apa lucunya memelihara ikan? Tidak bisa dielus, tidak bisa diajak main, tidak bisa diapa-apakan. Memandanginya malah menimbulkan efek lapar.

Sampai sekarang saya tidak memelihara binatang apapun. Dipikir-pikir lagi, saya memang belum punya kapasitas untuk itu. Dan demi kebaikan makluk hidup lain, sepertinya keinginan memelihara binatang saya harus ditahan dulu sementara waktu.

Sekian.