Sabtu, 26 Mei 2012

trend follower

Saya super-super-super jarang nonton TV.Karenanya saya ga update tentang hiruk pikuk dunia entertainmen Indonesia.Dan secara kebetulan saya tau band yang namanya Mahad*wa eksis didunia hiburan Indonesia ketika menonton tayangan ulang Indonesian Idol minggu lalu.

Suara vokalisnya sih oke, tapi lirik lagunya itu lohhhhh.
 " cinta adalah nafsu, nafsu adalah cinta, cinta adalah blablabla, cinta adalah blabalabla,..".

what on earth!

Lalu saya ingat tulisan bapak budi rahardjo di blognya tentang betapa ga kreatifnya lagu-lagu jaman sekarang.Temanya berkisar di sekitar siapa-cinta-siapa.couldn't more agree.

Sebenarnya tidak semua sih, ada beberapa band, penyanyi, composer Indonesia yang saya tau masih menjaga kualitas, musik dan lirik. Favorit saya Tulus, dialog dini hari, float, dan sujidwo tedjo, panas dalam, dan efek rumah kaca, silahkan searching mereka, saya yakin sodara-sodara sekalian langsung jatuh cinta sama mereka.Tapi kebanyakan diantara mereka berkarya secara indie, karenanya orang-orang ini ga begitu eksis didunia pertelevisian ato studio-studio gede.Entah mereka memang menghindar, atau mereka memang tidak diterima dipasaran umum. Buat saya, mereka super keren, tidak takut untuk membuat sesuatu yang berbeda.

Kembali ke band yang diatas yang saya sebut tadi, setau saya dulu, karya-karyanya pentolan band ini cukup bermutu dan nyaman untuk didengar telinga.what happen?Mengikuti selera pasar?hadeh.


Minggu, 20 Mei 2012

woman-being

Here's a curve.I call it my irrational-happyness curve.



Point 1 is the first day  i meet  mr.i-dont-know-what-to-name-his-engagement-with-me.It going to increase equivalent with accumulated time i spent with him.Point 2, time when rendezvous is over.I feel sad for a moment, then it's going to flat.Point 3 is several days after that.I'm being a litlle or maybe much weird. I up, i down, i up, i down.Until point 4 , when it come back to the my ordinary happynes curve, all flat.And it starting over next time i meet him.

I hate to admitted this-That presence and absence of somebody could affected my emotion that much.

I use the words : woman being.

Sabtu, 12 Mei 2012

Capture country road

Rencana untuk mengambil potret-potret si kampung halaman sudah lama sekali muncul dikepala saya. Dan baru terwujud pada sesi pulang kali ini yang lumayan panjang -23 days, the longest home time i've got in 5 years -. Dan walaupun dengan kamera ala kadarnya, canon powershot A2200S, si pocket merah yang baru beberapa bulan ini jadi pasangan saya, dan hanya sebagian kecil sisi kampung yang berhasil saya abadikan, tetapi untuk sementara cukup memenuhi rasa penasaran.

Ada 1 tempat lagi yang ingin saya kunjungi besok, sebelum kembali ke java minggu depan. Nah, mari berdoa besok cerah ceria supaya sesi foto memoto besok meyenangkan *Si merah impoten kalo mendung ato di tempat minim cahaya.hiks*

Semoga kesempatan pulang berikutnya saya memiliki waktu lebih lama,bisa memotret lebih banyak tempat., dan (semoga) dengan kamera yang sedikit lebih profesional.Amin ah.

Oh iya,dengan skill motret yang membaik tentunya.Amin lagi ya.



wonderful minangkabau (6)


Pelabuhan Teluk Bayur, Padang

Rabu, 02 Mei 2012

cuteness overload




Satu lagi ya buat hari ini. :P. Yang ini ga capek-capek ngeliatinnya.

Wonderful Minangkabau (1)




Photo taken at Danau kembar, Alahan panjang, Solok Sumatera Barat.

Syndrom "zona nyaman"

There is a syndrom. Saya sebut sindrom ini, sindrom"zona nyaman". Gejalanya adalah mencintai keadaan dengan intensitas yang berlebihan sehingga terlalu nyaman dengan kondisi yang ada dan tidak menginginkan perubahan. Gejala lainnya adalah malas menggunakan otak terlalu berat. Efek utamanya, tidak produktif dan malas menghasilkan karya-karya baru. 
Melihat kemalasan saya memutar otak belakangan, saya positif terjangkit syndrom ini.Penyebabnya? Tampaknya gara-gara salaman dan foto bareng sama bapak rektor disabuga kemarin. Euforia, "Hore-bukan-mahasiswa-lagi". Dan kemudian, segala kemanjaan yang disuguhkan rumah membuat intensitasnya semakin meningkat.

Bahkan untuk menulispun.

Dua hal yang biasanya memberikan saya inspirasi untuk menulis adalah bacaan yang keren dan pikiran yang lapang. Bacaan yang oke punya, membuat saya berpikir setelah membacanya dan menggerakkan saya untuk menuliskan isi pikiran saya. Pikiran yang lapang, membuat saya memiliki cukup ruang dihati dan pikiran untuk mengobservasi lingkungan sekitar saya untuk menceritakannya kembali. Berhubung saya sedang terkena synrom luar biasa ini, dua hal ini -membaca bacaan berbobot, dan melapangkan pikiran-, sulit sekali saya lakukan, padahal saya punya banyak sekali waktu kosong.

Akibatnya ketika jari saya sudah diatas keyboard, saya selalu kesulitan menemukan kata-kata untuk ditulis. 
*Sodara sodari, siapa bilang menulis tidak butuh otak?*

Nah, tampaknya saya harus segera mencari aktivitas baru selain -memasak, ngurusin sikecil, nonton tv, internetan- selama dirumah sebelum otak saya berkarat dan semakin sulit untuk diajak mikir.