Musa berkata kepadanya (Khidr) : bolehkah aku mengikutimu agar
engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk
menjadi)petunjuk? (18:66)
Dia menjawab (Khidr), “sungguh engkau tidak akan sanggup sabar
bersamaku” (18: 67)
Itu bagian favorit saya dalam surat Alkahfi. Part ini
menjelaskan kisah nabi Musa a.s bertemu lelaki bernama Khidr, dan meminta untuk
bisa belajar kepadanya. Lelaki itu menolak karena menganggap Musa tidak
cukup sabar untuk belajar kepadanya (ayat 67). Kelanjutan kisahnya adalah Khidr
menerima Musa a.s sebagai murid dengan syarat Musa a.s tidak mempertanyakan akan
keputusan-keputusan yang diambilnya. Ternyata nabi Musa a.s tidak cukup sabar, untuk
tidak bertanya. Dia terus-terusan memprotes sikap lelaki ini yang dia anggap
aneh. Diakhir perjalanan, sebelum perpisahan, Khidr menjelaskan maksud dari
keputusan-keputusan yang diambilnya.
~~~~
Saya bukan orang yang cukup sabar dalam belajar. Kecenderungan saya, ingin secepat-cepatnya mengerti, memahami. Pun ketika menghadapi sikap
seseorang, saya cepat mengambil asumsi akan alasan orang tersebut bersikap
seperti itu. Dan kecenderungan seperti ini sering menyesatkan saya kepada
berburuk sangka.
Ya, seperti itulah. Memang harus ada sabar, dalam ajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar