Apa yang saya dapat dari perjalanan kemarin? Selain memanjakan
mata dengan live show landscape eksotik. Pertama, pemandangan indah lainnya
berupa bule-bule ganteng sepanjang perjalanan (plis deh fa). Kedua,studi
banding pengelolaan destinasi wisata alam Negara tetangga ( lebih detail di
tulisan selanjutnya ya).Ketiga, seperti yang saya bilang sebelumnya, semangat untuk
tidak membiarkan usia membatasi kita mewujudkan keinginan-keinginan. Mbak Noni
jadi contoh yang sangat berkesan untuk saya. Di umur 43nya, dia masih mau
mencoba melakukan hal-hal gila yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya,
seperti mendaki gunung. Atau mbak May, yang rela menggendong Cici berjam-jam.
Keempat, mengingatkan
saya tentang kembali belajar bersabar dengan proses dan menikmatinya. Kita tidak
bisa mendaki gunung dengan tergesa-gesa, atau kita akan kehilangan
kenikmatannya dan kelelahan dengan cepat. Untuk mencapai puncak, kita butuh
berjalan dengan ritme yang teratur, tidak harus selalu cepat. Ketika akhirnya kita
mendapatkan ritme yang pas, barukah kita bisa menikmati langkah. Asal sabar,
insyaallah sampai puncak.
Dan sederet pemahaman-pemahaman lain yang sepertinya lebih
enak kita obrolin sambil ngopi daripada saya ceritakan panjang lebar disini.
Tanyakan pada masing-masing anggota tim tersebut,” apa yang
kalian dapat dari perjalanan itu?”. Setiap orang akan memiliki versinya masing-masing. Dan
begitulah adanya, tiap kita akan memiliki pemahaman masing-masing terhadap sebuah
perjalanan. Sekalipun kita berjalan dengan sebuah tujuan yang sama, bisa saja
kita pulang dengan “isi” yang berbeda-beda. Karena itulah orang-orang bilang
bahwa perjalanan tersebut selalu bersifat personal. Tapi tentu saja kembali pada niat awal kita
saat melakukan perjalanan, sekedar melihat apa yang terlihatkah? atau ada
sesuatu yang lebih dalam yang kamu cari?
So, what’ve you got from your journey? :)
“Jika tidak ada
pemahaman yang terbaharui sepulangnya kamu dari sebuah perjalanan, kecuali bertambahnya koleksi foto dan sisa-sisa rasa
senang, berarti ada yang salah dalam perjalanan kamu”-Dina duaransel. Disunting seenaknya oleh saya.