Senin, 26 Maret 2012

Minggu, 25 Maret 2012

Not everything turn out like what you want to be

Not everything turn out like what we want, itu first rule-nya.Kemarin saya lupa sama aturan pertama itu, dan rasanya kesal sekali ketika sebuah kecelakaan bodoh (which is mostly caused by my self) merusak rencana yang sudah saya susun baik-baik, dan tentu saja rugi tabungan yang sudah saya persiapkan beberapa lama.Rencana untuk bermain dilaut sepuas-puasnya, sepedahan kelilingin pulau,mandi matahari,ngecengin bule, dan makan ikan sepuas-puasnya dikarimun berakhir dengan konyol dihari pertama, ketika saya (baru?) menyadari bahwa rem sepeda yang saya pakai blong saat saya sedang diturunan super terjal.

Endingnya dapat ditebak, badan remuk-redam-lebam, muka lecet lecet, dan luka robek yang dihadiahi 5 jahitan.Jahitan pertama seumur hidup saya.Yay, what a great birthday present.Lalu, menghabiskan semalaman dikamar sendirian meringis menangis menahan sakit saat efek anestesi mulai hilang. Semua rencana dihentikan saat itu juga.Besoknya si saya langsung pesan tiket pulang.

Tempat saya jatuh konyol itu namanya Letter S-tempat paling curam kalo kata masyarakat dikarimun-.Menuju desa logendele, kearah timur. Jalanannya sepi , hanya sesekali orang lewat.*ceritanya mau sepedahan keliling pulau*.Pemandangannya bagusss, ada hadiah pemandangan lepas laut jawa yang tenang dari ketinggian. Sayangnya saya telat menyadari bahwa turunan setelahnya super curam, dan rem sepeda blong.Begitulah.Saya tahu bahwa saya akan jatuh, tidak ada keajaiban yang akan menghentikan sepeda ini, dan well,stupidly, yang saya teriakan waktu itu adalah , "mamaaaaa".

Dan begini kira-kira kronologinya setelah jatuh :
  • 10 menit pertama saya cuma duduk diam, meringis meredakan rasa mual diperut karena  tersodok kencang dengan stang sepeda, rasa sesak yang sangat di ulu hati, dan kunang-kunang dikepala
  • Menit berikutnya saya menyadari bahwa sepedanya patah
  • Mikir-mikir berapa jauh menuju desa ,dan bagaimana cara saya mengangkat si sepeda
  • Menyadari bahwa ada darah merembes dicelana saya
  • Berdiri, niatnya memperbaiki sepeda, tapi mata saya langsung berkunang-kunang, lalu  menyadari bahwa saya tidak akan kuat mengangkat sepeda
  • Pasrah.nunggu orang lewat. 
  • Foto,foto tkp dan luka dimuka saya.*sempat-sempatnya faaa*
Wasyukurillah, ga nyampe 10 menit kemudian ada yang lewat dengan sepeda motor, dan langsung berhenti menyadari saya mengalami kecelakaan, lalu menawarkan diri mengantarkan saya ketempat penyewaan sepeda. *haru :_)*.

----

Humm.Not everything turn out like what we want,eh?

Setelah sakit ini mulai reda dan saya sudah berada dikamar saya sendiri, mulai sedikit bisa berpikir jernih, menata pikiran dan berpikiran positif, saya pikir saya mendapatkan banyak hal dari kecelakaan bodoh ini.

Ultimate, tentu saja teman, dan manusia-manusia berhati malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk saya hari itu.

Malaikat pertama saya jumat itu, namanya mas Yuda, yang pertama kali mendapatkan saya kecelakaan.tinggalnya di legondele.Dia lagi bersama ibu dan adiknya saat itu, merekaberdua menunggu diletter S sewaktu mas Yuda mengantarkan saya ke desa karimun.

Malaikat-malaikat saya berikutnya adalah mbak Lis *yang punya penyewaan sepeda* dan keluarganya.Mereka yang merawat saya pertama kali, lalu mengantarkan saya ke Bidan. Mbak lis bahkan ga marah waktu saya bilang sepedanya patah dan masih saya tinggalkan dileter S.Mbak lis menunggui saya selama saya dirawat sama mbak Bidan cantik nan baik hati.

Malaikat berikutnya tentu saja mbak Bidan cantik yang ramah dan super sabar menghadapi saya yang ketakutan, teriak-teriak, dan nangis-nangis selama dijahit.*saya ga pernah dijahit, wajar kannnn,dan lebih paniknya karena dijahitnya dekat organ vital*

Malaikat berikutnya, mbak-mbak yang kerja dipenginapan. Semalam itu bolak balik mengantarkan jahe panas, se termos air panas untuk mengompres luka, dan makan malam.

Dan ada lagi, mbak Vicky. Yang ini saya bahkan belum pernah ketemu.Yang punya home stay mulya indah. Awalnya saya mau menginap ditempat si mbak, tapi ga jadi.Si mbak yang bahkan belum jadi ketemu, tapi menanyakan kabar saya waktu tahu saya kecelakaan dan memberikan doanya untuk saya.

Saya baru berada dikarimun dalam hitungan jam, dan saya diperlakukan layaknya saudara oleh mereka. Setulus hati, tanpa pamrih.Kalo seandainya saya tidak jatuh, kemungkinan saya tidak akan berinteraksi banyak dengan mereka.Mungkin saya seperti pengunjung lainnya, berinteraksi sekedarnya dengan warga sekitar. Well, jujur saya bersikap layaknya turis waktu itu, strange, hanya berinteraksi sekedarnya, sibuk dengan kesenangan saya sendiri.Saya percaya Tuhan mengingatkan manusia dengan cara ekstrim ketika manusia mulai terlalu bebal, mungkin saya mulai bebal. Karena Tuhan masih sayang saya, Tuhan menegur saya.Pelajaran pertama dari hari itu.

Ada satu manusia baik hati lagi, yang ini teman saya dari 3 tahun lalu.Tapi saya ga rela bilang dia manusia berhati malaikat.Bisa terbang kelangit biru nanti.Dia mau jauh-jauh datang dari magelang ke jepara waktu saya mintain bantuan untuk menemani saya selama dijepara sebelum pulang ke Bandung.Saya baru nyadar magelang-jepara itu 4 jam kemudian.Sungguh. Homemate saya bilang, saya menyiksa anak orang.Saya juga tau, jadi saya minta maaf menyusahkan dia sebegitunya.Tapi dia bilang,
"Nyante ah, kayak apa aja".
Saya jadi ingat, dulu waktu dia dibandung,dia juga mau saya ajak menemani saya belanja bahan kain dan high heels.Mengingatkan saya pada seorang kakak, yang dulu juga sering melakukan hal-hal kecil tak terduga, tapi tak terlupakan.Saya klasifikasikan dia sebagai sebagai manusia baik hati saja ya.

Pelajaran kedua, saya jadi bisa bertemu dengan teman-teman SMA saya yang kebetulan lagi ngumpul hari minggunya. Ketemu mereka itu kayak ketemu charger, mengembalikan motivasi dan semangat.sungguh.

Ada hal yang saya sesali juga waktu itu, sedikit.Sedikit kecewa, sedikit sedih, pada seseorang.Tapi sudahlah,que sera.Not everything turns out like what we want.

***
Not everything turns out like what we want,saya tahu ini dari dahulu kala.
Dari sinilah hadir istilah "plan atur-atur" dikalangan kami pejalan kaki.Artinya, kalau hal tidak berjalan sesuai  rencana, pintar-pintarlah memodifikasi keadaan biar tujuan tetap tercapai.Saya baru menyadari, dua perjalanan terakhir saya berakhir dengan "plan atur-atur".Tapi, ekstrim.

Ketika rencana-rencana anda belakangan berakhir ekstrim dan tidak sesuai rencana anda,apa yang ada dalam kepala anda?Saya mencoba merangkai logika dengan keadaan.
Ada yang salah,bukan?Hummmm.Ada evaluasi pribadi untuk saya, tapi saya simpan dalam catatan pribadi saja.


***
Not everything turns out like what we want.Tapi setiap perjalanan, tetap memberi hikmah dan pelajaran.Bagaimanapun melencengnya perjalanan itu dari keadaan awal. Atau bagaimanapun keadaan tiba-tiba diluar kendali anda.

Jadi sekalipun dalam perjalanan-perjalanan itu saya kehilangan teman tersayang, jatuh, get lost, ditinggalkan seseorang, atau kehilangan hal-hal yang saya cintai, saya masih akan berjalan kaki.Melihat dunia, ciptaannya, memperhatikan.Saya selalu percaya kalau saya terus berjalan, masih akan ada jutaan kebaikan-kebaikan dan keajaiban kecil yang akan saya temui didepan sana yang tidak akan saya temui kalau saya hanya berkutat dengan rutinitas.Even not everything turn out like i want, i'll keep dance with my life. :)

Kamis, 22 Maret 2012

:p

HAPPY BIRTHDAY MYSELF!

Haha.hanya euforia lingkungan saja kok.I know what birthday really meant for, seriously.
And because i'm the birthday girl today, random act such doing alone travelling is forgiven.And yap,have a ferriage ticket for 10.00 am in my hand now. I am going to tanning!So,see you next week .
:p

Selasa, 13 Maret 2012

conventional method learning,why not?


Itu link yang dishare seorang teman pagi ini dinewsfeed dan lalu menarik perhatian si saya.Bahasannya menarik sekali.Dan lalu mengingatkan saya pada bahasan saya dengan salah satu dosen penguji diruang sidang minggu lalu.Beliau mengomentari alasan yang saya tuliskan sebagai latarbelakang saya memilih topik TA pengembangan e-learning.Disana saya menyatakan bahwa methode konvensional teacher-learning center bisa menurunkan antusiasme siswa karena tidak diberikan kesempatan bereksplorasi. Beliau bilang, beliau tidak setuju, bagaimanapun methode konvensional dimana guru memiliki fungsi sentral terbukti melahirkan orang-orang hebat.Ouch.Sayangnya waktu saat itu terbatas, jadi saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut pendapat saya tentang hal tersebut kepada si Bapak.

Tentu saja, saya setuju dan mengerti hal tersebut dari awal. As an enginner, saya diajarkan  merekayasa dan memanfaatkan teknologi sedemikian rupa untuk kemudahan hidup manusia. Saya melihat peluang teknologi sebagai sebagai alat ajar yang efektif. Tetapi, sebagai alat bantu alternatif, fungsi guru sendiri tetap tak tergantikan.Mungkin kalimat yang saya gunakan dalam tulisan saya waktu itu kurang menjelaskan.
 
But as a human being, not as a engineer students, i agree with conventional method learning.computer is an alternative aid learning tool, but a real experiment and universe itself is better as learning tool. And also, a teacher figure can't be replaced by anything else. Saya risih melihat kecenderungan anak-anak sekarang menjadi gadget-addict. Menurut saya anak-anak ya harusnya diluar, bermain sebanyak-banyaknya dibawah matahari, diajarkan bagaimana mengobservasi lingkungan sekitar mereka.Nah kenyataannya, bahkan bos-bos di silicon valley sekalipun lebih setuju dengan metode konvensional untuk mengajar,dan menjauhkan anak-anak mereka dari gadget.(tuh kan, tuh kannn). 

Tapi ya,pada akhirnya, dikembalikan pada orang masing-masing.Kalau anda?

Hakim L. Malasan -Kepala Observatorium Boscha (Biografi singkat)

Membaca berita-berita tentang ide penyatuan zona waktu Indonesia tiba-tiba saya ingat seseorang yang dulu pernah saya wawancara buat tugas kuliah jurnalistik, bapak Hakim L.Malasan, kepala observatorium Boscha. Dalam sesi wawancara tersebut si bapak sempat menyinggung sedikit permasalahan ini. Nah, katanya Isu penyatuan zona waktu ternyata sudah lama ada, dan masalahnya tidak segampang itu.Beliau sendiri golongan yang kontra dengan ide ini, karena tindakan ini sangat bertentangan dengan sains. Waktu itu beliau memberi beberapa point tentang kelemahan dan kelebihan jika hal ini dilaksanakan, tapi saya lupa,  si catatan wawancara itu entah sudah dimana.hehe. :P . 
Dibawah hasil tulisan saya waktu itu, hampir saja berakhir di loker dosen dan komputer saya.Semoga berguna ~ :) 
P.S : Jenis tulisannya feature, jadi sedikit formal,semoga dimaafkannn
 -----------------------------------------------------------
Menjadi kepala dari satu-satunya observatorium di Indonesia tentu saja bukan merupakan hal yang gampang. Selain harus mampu meningkatkan kualitas observatorium dan menjaga fungsinya sebagai pusat riset dan pengembangan ilmu astronomi, sang kepala juga harus memastikan bahwa observatorium mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat, memberikan informasi-informasi yang akurat untuk memberantas mitos-mitos langit yang banyak beredar di masyarakat, juga mendidik talenta-talenta berbakat dibidang Astronomi sebagai harapan pengembangan pengetahuan Astronomi kedepannya. Tugas-tugas tersebut yang harus ditanggung oleh Dr.Hakim Lutfi Malasan sebagai kepala Observatorium Boscha pada periode 2010-2011. Kecintaannya terhadap bidang Astronomi membuatnya berusaha menuntaskan tanggung jawabnya secara maksimal.


Perjalanan Hidup
Hakim L.Malasan dilahirkan di Jakarta dalam sebuah keluarga dengan latar belakang pendidikan yang bagus. Ayahnya berprofesi sebagai dokter sekaligus guru besar di FK UI sementara Ibunya berprofesi sebagai diplomat.

Pada usia 2 tahun , beliau pindah ke Kanada mengikuti kedua orang tuanya. Di kota ini awal dia dikenalkan kepada ilmu astronom. Sang ayah yang sangat menyenangi sains sering mengajak dia ke sebuah observatorium di kota tempat tinggalnya di akhir pekan. Kebiasaan ini kemudian berhenti diusia 7 tahun ketika mereka kembali ke Indonesia.Ketertarikan beliau terhadap bidang astronomi kembali muncul ketika berada di SMA. Guru mata pelajaran astronominya adalah seorang guru yang lihai dalam menyajikan pelajaran dan mampu menimbulkan rasa penasaran muridnya. Sang guru memberikan pengetahuan astronomi lebih daripada apa yang ada di kurikulum pelajaran. Berawal dari sini dia kembali menemukan ketertarikan yang besar terhadap bidang astronomi dan kemudian memutuskan untuk mendalami astronomi lebih lanjut di perguruan tinggi.
  
“Waktu itu satu-satunya jurusan Astronomi hanya ada di ITB dan di tahun saya masuk, satu angkatan hanya terdiri dari 10 orang saja”. Dia sudah mulai aktif di Boscha semenjak masih berstatus mahasiswa, pada tahun 1983 dia bekerja sebagai asisten di Boscha. Pada tahun 1985 dia menamatkan pendidikan astronominya di ITB lali melanjutkan pendidikan ke Jepang pada tahun 1987. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1993 beliau kembali aktif di Boscha. Dalam rentang tahun 1995-1997 dia menjabat sebagai sekretaris jurusan Astronomi. Kemudian pada tahun 1998 dia mendapatkan tawaran bekerja di observatorium di Jepang. Pada tahun 2000 dia  kembali ke Indonesia dan terus aktif di Boscha sejak saat itu juga menjadi tenaga pendidik di Institut Teknologi Bandung. Beliau diangkat menjadi kepala Observatorium Boscha pada tanggal 21 Januari 2010.“Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam sebuah bidang. Diantaranya adalah talenta dan lingkungan. Talenta yang tidak diasah dan berada di lingkungan yang tidak tepat, akan mati perlahan. Saya merasa beruntung, karena diperkenalkan ilmu astronomi oleh orang tua diwaktu saya kecil,  dan kemudian bertemu dengan guru yang memunculkan passion saya di bidang ini” , ungkapnya.

Visi, Misi, dan Pencapaian
Observatorium Boscha memiliki misi yang hampir sama dengan tridarma perguruan tinggi yaitu : melaksanakan penelitian, pendidikan, dan pelayanan masyarakat. Misi ini juga lah yang dijadikan landasan oleh Dr. Hakim dalam memimpin Boscha.

Karena Boscha adalah sebuah laboratorium riset, fokus utamanya adalah menjadikan Boscha sebagai observatorium riset yang produktif menghasilkan publikasi nasional dan international.Tetapi karena Indonesia tidak memiliki observatorium lain, pada perkembangannya, boscha juga merangkap kerja sebagai “teaching laboratorium” atau laboratorium untuk pengajaran karena Boscha satu-satunya pilihan bagi pelajar atau masyarakat yang ingin mendalami astronomi lebih lanjut. Selain itu Boscha juga harus melayani masyarakat dan negara tentang hal yang terkait astronomi. Boscha menjadi rujukan utama pemerintah ketika mengambil keputusan-keputusan yang terkait astronomi, seperti penentuan Hilal. Boscha juga menjadi pusat rujuan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi-informasi terkait.

“Petugas Boscha harus standby 24 jam sehari karena masyarakat bisa membutuhkan informasi kapan saja. Saya pernah di telfon jam 2 malam oleh seorang masyarakat dari daerah trenggalek yang ngotot melihat UFO. Atau ketika kasus “circle crops” kemarin. Bukan hal yang penting tetapi sangat melelahkan.Tetapi bagaimanapun Boscha harus bisa memberikan informasi dan klarifikasi yang akurat kepada masyarakat karena akan berbahaya jika informasi yang berkembang semakin keliru” . Untuk itu selama kepimimpinannya targetnya adalah menjaga kualitas Boscha agar sesuai dengan standar observatorium riset international, produktif dalam berkarya, tetapi juga dapat dijadikan tempat belajar dan pusat informasi masyarakat. Beliau menyadari pentingnya membuat sebuah sistem yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Visinya adalah “Melayani masyarakat, melayani ilmu pengetahuan”. Saat ini Boscha menerima kunjungan dari rombongan sekolah atau institusi pada hari selasa hingga jumat pukul 09.00 hingga pukul 14.00. Masyarakat umum dapat berkunjung ke Boscha pada hari sabtu pada jam yang sama.  Setelah jam 2 Boscha adalah waktu bagi para peneliti dan pelajar yang akan menggunakan fasilitas boscha. Agar penelitian dan proses pembelajaran dapat berlangsung bersamaan, dikembangkan sebuah sistem pembelajaran mandiri sehingga mahasiswa-mahasiswa yang ingin belajar tidak harus didampingi oleh petugas dalam menggunakan alat. Hari senin digunakan oleh pegawai untuk melakukan perawatan instrumen. Hari minggu Boscha tidak menerima kunjungan publik. Boscha juga menjadi tempat pembinaan pelajar untuk olimpiade sains interantional bidang Astronomi.

Dedikasi kepada Astronomi
Rasa cinta Hakim L.Malasan terhadap dunia Astronomi secara tidak langsung ditanamkan oleh orangtuanya saat dia kecil. Rasa ini muncul kembali ketika dia SMA melalui gurunya sehingga dia memutuskan untuk mendalami astronomi. Dr Hakim menyadari bahwa dia beruntung memiliki orang tua yang melek pendidikan yang memberinya talenta, lalu berada pada lingkungan yang membuat talentanya di bidang Astronomi bisa berkembang. Beliau memanfaatkan kesempatan tersebut sedemikian rupa, terus mengasah kemampuan dan mengembangkan pengetahuannya hingga dia berada pada posisi sekarang. Sebagai bentuk lain wujud komitmennya kepada pengembangan ilmu pengetahuan astronomi, beliau mendedikasikan diri sebagai tenaga pengajar ilmu astronomi.

Menurutnya, salah satu penyebab ilmu Astronomi di Indonesia tidak terlalu berkembang dan tidak terlalu banyak nama ilmuwan-ilmuwan astronomi yang muncul dari Indonesia adalah kesalahan dalam pengembangan sistem pengajaran juga lingkungan yang tidak mendukung. Ilmu astronomi hanya mendapatkan tempat yang sedikit dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, pun hanya konsep-konsep dasar sederhana yang diajarkan kepada siswa. Padahal ilmu astronomi sangat luas dan menarik, tidak banyak siswa yang mengetahui hal ini dan ingin mendalami astronomi sejak lebih. Ketika ada siswa yang kemudian tertarik dan ingin belajar lebih, biasanya akan terbentrok karena tidak menemukan guru yang bisa mengajarnya karena di Indonesia tidak ada guru sekolah menengah yang secara khusus dididik untuk mengajarkan astronomi. Kemudia sang siswa juga akan terbentrok oleh fasilitas. Belajar astronomi merupakan sebuah pembelajaran eksperimental yang membutuhkan alat-alat khusus. Tidak banyak sekolah yang menyediakan fasilitas tersebut.

Sebagai seorang praktisi pendidikan dan ilmuwan dibidang astronomi beliau berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada pendidikan astronomi di Indonesia. “Indonesia memiliki banyak anak-anak yang bertalenta lebih di bidang astronomi. Sebagian diantara mereka adalah anak-anak daerah yang belajar dari alam, kearifan budaya lokal, dan pengalaman. Mereka melakukan observasi sendiri,  menyerap pengetahuan dari alam bebas. Kemampuan belajar mereka luar biasa. Betapa ruginya jika anak-anak bertalenta ini tidak mendapatkan fasilitas dan kesempatan yang selayaknya untuk berkembang” ujarnya Saat ini beliau dan rekan-rekannya terus berusaha menemukan jalan agar pendidikan Astronomi di Indonesia dapat terus berkembang dan agar anak-anak Indonesia yang memiliki talenta dibidang astronomi mendapatkan fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka.

“Satu-satunya Observatorium di Indonesia”
Boscha adalah sebuah observatorium peninggalan Belanda dan masih menjadi satu-satunya observatorium di Indonesia hingga saat ini. Fasilitas lain dalam pengembangan ilmu astronomi hanyalah dua buah planetarium yang berlokasi di Jakarta dan Tarogong. Ini keprihatinan lain Dr Hakim sebagai ilmuwan astronomi. Dia memberikan perbandingan dengan negara Thailand, negara yang usianya lebih muda daripada Indonesia tetapi ilmu astronominya berkembang lebih cepat .Beberapa faktor yang mempengaruhi cepatnya perkembangan di negara tersebut adalah kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya sains dan perhatian pemerintah yang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan astronomi. Kurangnya perhatian pemerintah ini sangat disayangkan, mengingat ilmu astronomi memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dalam keamanan kehidupan masyarakat sebuah negara. Selama ini pemerintah cenderung hanya memperhatikan ancaman keamanan dari laut dan darat, padahal ada juga ancaman keamanan dari luar angkasa, yang efeknya sangat besar. Salah satu contoh ancaman yang diberikan Dr Hakim adalah sampah satelit. Saat ini diluar angkasa pada ketinggian 8000-10.000 mil dari bumi terdapat 5000-an satelit buatan yang beroperasi. Banyak diantaranya mulai mendekati usia batas operasi. Satelit yang tidak terpakai ini nantinya akan menjadi sampah yang membutuhkan lokasi untuk membuangnya. Indonesia dengan area laut yang luas merupakan sasaran empuk untuk membuang satelit bekas tersebut yang bersifat radio aktif dan tentu saja sangat berbahaya untuk kesehatan manusia. Selain ancaman itu,  ada juga ancaman-ancaman tubrukan dengan benda-benda luar angkasa.

Contoh lain pentingnya keberadaan observatorium di Indonesia adalah seperti penentuan hilal untuk awal bulan Syawal. Satu-satunya observatorium untuk pengamatan bulan hanya ada di daerah Indonesia bagian barat sementara Indonesia memiliki 3 daerah waktu. Selain itu, observatorium adalah kebutuhan mutlak dalam riset dan pengembangan ilmu astronomi. “Padahal kebutuhan masyarakat tinggi. Saudara-saudara dari daerah Timur atau tengah sana harus bolak-balik ke Bandung untuk belajar astronomi. Bayangkan biaya yang harus mereka keluarkan. Padahal untuk jangka panjang akan jauh lebih murah membangun sebuah observaturium daripada biaya tersebut” paparnya.

Menurut beliau, sudah ada beberapa wacana dan beberapa kali pembicaraan dengan pemerintah terkait pendirian observatorium baru di Indonesia, tetapi belum terealisasi hingga sekarang.

Potensi Indonesia di Bidang Astronomi
Secara SDM, Indonesia memiliki banyak anak-anak berpotensi di bidang Astronomi. Hal ini disadari beliau sejak ditunjuk menjadi pembina siswa-siswa yang akan mengikuti olimpiade-olimpiade astronomi international. Terbukti, hampir pada tiap ajang olimpiade tim Astronomi Indonesia selalu membawa pulang medali. Banyak dari anak-anak ini adalah anak-anak daerah yang tidak memiliki fasilitas, tetapi cerdas dan berbakat sehingga mereka mencoba berbagai cara untuk mendapatkan ilmu yang bahkan tidak didapatkan di sekolah. Melalui sebuah seleksi anak-anak ini disaring, kemudian dibina dengan cara yang tepat dan diberi fasilitas untuk belajar observatorium, kemampuan mereka berkembang dengan  le lebih cepat lagi. Sayangnya, tidak semua anak cerdas dan berbakat mendapatkan kesempatan dan fasilitas tersebut.Animo dan kesadaran masyarakat terhadap ilmu Astronomi sendiri menurut beliau semakin meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini kunjungan ke Boscha sudah mencapai 75.000 pengunjung /tahun, melebih target kapasitas kunjungan normal (65.000 pengunjung/tahun). Dan 85 persen diantaranya adalah pelajar, yang menunjukkan peningkatan animo masyarakat untuk mempelajari ilmu astronomi.
Tantangan dan Harapan untuk Boscha
Dr Hakim menyadari perubahan keadaan lingkungan sekitar Boscha menghadirkan banyak tantangan baru bagi ilmuwan astronomi dalam pekerjaan risetnya.
Diantaranya adalah pemukiman yang semakin padat menyebabkan polusi cahaya yang semakin tinggi sehingga menyulitkan dalam pengamatan bintang. Selain itu, pemukiman disekitar Boscha yang semakin padat hingga mencapai 6 kali daya tampung maksimal bukit Boscha.
Harapannya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada Boscha mengingat pentingnya keberadaan observatorium ini.









Minggu, 11 Maret 2012

Lost in time (4)



Belakangan saya sedang tertarik bereksplorasi dengan warna monochrome, sebagian besar bw. Gara-gara saya melihat beberapa karya foto monochrome yang entah bagaimana bisa begitu menarik, padahal objeknya biasa-biasa saja.Alhasil membuat penasaran bagaimana mereka bisa memvisualisasikan hal-hal biasa menjadi begitu menarik dan berbeda.

Tapi saya sama sekali belum berpengalaman, foto yang saya ambil sejauh ini rasanya flat-flat saja.uuuhhh.*keburu desperate -___-*

Mesti harus lebih banyak-banyak berlatih, membaca referensi dan mengembangkan imajinasi tampaknya.Dan sabar tentunya.*jangan desperate dulu ya nak



Lost in time(3)


Lost in time(2)


Lost in time(1)


Jumat, 09 Maret 2012

Apakah sugesti itu ada(?)

Salah satu kebiasaan saya ketika saya punya target dan keinginan, adalah membuat jadwal dan rencana, menempelnya didinding kamar,lengkap dengan kalimat-kalimat motivasinya. Dan kalau saya sudah melakukan hal ini, maka tak peduli apa yang terjadi saya akan mati-matian mewujudkannya.Kadang berhasil, kadang tidak.

Tapi itu dulu.Kebiasaan itu hilang sejak beberapa tahun lalu.Mungkin karena saya tambah tua, saya jadi merasa kalimat-kalimat motivasi semacam ini sedikit konyol dan kekanak-kanakan.Mungkin juga, karena saya sudah lama berubah menjadi pesimistis realistis, tanpa saya sadari.

Pada suatu malam yang khilaf, dimana semangat saya sedang meledak-ledaknya dan saya tiba-tiba menjadi super optimis dan termotivasi, saya melakukan hal itu lagi.Menempel kalimat motivasi untuk segera menyelesaikan TA dan lulus.Ditarok didekat cermin, biar tiap kali bercermin saya membaca kalimat ini.huye banget deh pokoknya.


Dan besok paginya ketika saya kembali ke mode normal -pesimistis realistis- , saya menyesali apa yang motivated me lakukan semalam."sumpah lo norak pisan ul" .
Tapi buat melepasnya pun tak berani.Takut, bisi pabalik letah.Yasudahlah.
Dan sesuai dengan prediksi, kalimat-kalimat motivasi itu tidak bekerja.
Tak peduli saya membacanya 5 kali sehari, atau 33 kali sehari, kalau sedang malas , ya tetap saja malas.ya begitulah.

Tapi ada satu waktu yang saya ingat, ketika ternyata kertas ini berfungsi. Beberapa waktu lalu, ketika tiba-tiba kejadian tak terduga terjadi dan saya benar-benar terpikir untuk mengundur saja niat lulus dan menyelesaikan terlebih dahulu tanggung jawab .Ketika berusaha mengiklaskan diri untuk mengundur niat, si saya membaca kalimat itu, lalu tiba-tiba saya berpikir ulang, kenapa tidak menyelesaikan dua hal tersebut bersamaan?sedikit kerja rodi worth lah buat hasil yang didapat.
 Dan tiba-tiba saya berubah mode jadi motivated-me.Mode huye.
Nah, seingat saya , itu satu-satunya waktu dimana saya merasa termotivasi membaca kertas itu.

Kenyataannya, april come to me finally.Target itu tercapai.Entah karena sugesti itu, entah karena takdir, entah karena usaha saya.
Apakah sugesti itu bekerja?hehe, saya tidak bisa menjawab.
Tapi saya hanya berniat untuk menyimpan kertas itu nanti, cukup untuk kenang-kenangan saja,hehe.

Sabtu, 03 Maret 2012

Unforgotable One.

Tepat tanggal ini, bulan lalu, aku ingat jelas.
 Semua lelucon, semua candaan, ekspresi ngambeknya, ekspresi diamnya,obrolan ngalor ngidul,capcay yang dia masak.