Selasa, 29 Januari 2013

Filosofi Rendang

B: ul..rendang ul

Sy : ogah, capek bikinnya semaleman, beli aja di warung padang

B : ah..katanya cewe minang..masa ndak bisa bikin rendang

Sy:  Bodo, ga sebanding tau effort masaknya sama lama makannya , kan ga efisien

B: Rendang itu banyak sisi filosofisnya ul, kebudayaan minang itu tercermin dan berevolusi dalam rendang itu

Sy : Coba jelasin

B : lho..budaya gotong royong. Ga mungkin sendiri bikin rendang,matrileneal, cuma cewe-cewe minang yang bisa bikin pas (kesabaran, keuletan, kekuatan, konsistensi, kematangan). Identitas minang,  setiap acara di Minang pasti ada rendang. Dan sebagainya

Sy :... wah .hebat!Habis baca apa km?

B:  hasil meditasi sambil ngunyah rendang

ps: 
*hasil cheting sm teman setengah jenius setengah gila di grup whatsapp,  yang baru pulang berlibur dari kampung si saya* 
*diketik di jam-jam super ga kondusif ketika bapak-bapak bergosip  hal-hal terkait rumah tangga*

Rabu, 16 Januari 2013


Morning rain used to be a romantic scene of this country,
 and now it becomes a horror movie,who is to blame?

#jakartathismorning

Selasa, 15 Januari 2013

Random People, Random Time, Random place

Sabtu minggu lalu kami –saya dan teman-teman di teras-, secara mendadak mendapat misi  dari salah seorang senior, mbak May, menemani temannya kemping dan jalan-jalan di daerah Bandung Selatan.

“Tamunya berempat, satu cewek tiga cowok. Ada anaknya Surya Paloh juga loh”, begitu informasi tambahan dari si Mbak.

Dan teman-teman pun langsung excited mendengarnya.Saya cuma senyam-senyum melihat ke-excited-an teman-teman saya sementara si otak skeptis saya menterjemahkan informasi tersebut dengan kalimat, “Oh, anak pejabat”. – if you know what I mean. Tapi tamu tetaplah tamu, melayani dengan sebaik-baiknya tanpa melihat latar belakang adalah komitmen kami *iklan murahan, haha*. Meeting pointnya di Ranca Upas setelah jam makan siang,  kami berangkat lebih pagi untuk menyiapkan tenda dan makanan. Si saya sedang sibuk memotong-motong daging ketika mereka datang , bau amis dengan tampang semrawutan belum mandi, dengan ga tau malunya berkenalan dengan mereka satu-persatu. Yang perempuan namanya Uns, lalu ada mas Ade, mas Yogas, dan mas Sigit (melihat perawakan tampaknya sih sudah seharusnya saya panggil mas). Melihat sekilas tampaknya sudah jauh lebih senior daripada saya. 2000 awal mungkin.

To be honest, selain image anak pejabat, sebenarnya gambar yang muncul dikepala saya adalah sekumpulan pekerja ekslusif Jakarta yang sedang menghilangkan penat ke desa. Si suara hati langsung meledek saya begitu saya berkenalan dengan mereka,”judgementalmu nak”. Kesan pertama kepribadian-kepribadian yang ada dihadapan saya saat itu jauh dari apa yang saya bayangkan, mereka hangat dan ramah, walaupun tidak (belum) banyak berbincang. Uns yang lebih banyak memperkenalkan diri, dia sendiri ternyata adalah anak Teknik Perminyakan 2002, dulu pernah sekantor dengan mbak May. Saya hanya sebentar mengobrol dan lalu kembali ke tenda DU,  Dani dan Dadan kemudian mengantarkan mereka berkeliling.  Mereka kembali ke camp setelah magrib, dan saya masih bersikutat dengan daging dan bumbu-bumbu masakan bersama Epin dan Dom di tenda DU. Begitu sampai mereka langsung duduk dengan  baik didepan api unggun yang dibuatkan oleh Dani dan Dadan menunggu kami selesai memasak tanpa rewel, sambil memainkan gitar dan bernyanyi.

Dan ketika mereka mulai memainkan gitar didepan api unggun itu, perhatian saya tersedot total oleh mereka. Permainan gitar dan suara ketiga lelaki itu, hmmmm, extraordinary, unusual, untuk orang-orang biasa. Magnet yang lebih kuat lagi, pilihan-pilihan lagu yang mereka mainkan. Mereka memainkan lagu-lagu band Indi bandung-Jakarta,  Float, sore dan ada beberapa lagu yang tidak saya kenali, mereka juga memainkan Agaestis Bryjun-nya Sigur Ros. Tumben-tumbenan saya bertemu orang yang sama suka dengan jenis-jenis musik seperti itu, di tempat serandom itu pula.

Kesempatan berbincang-bincang akhirnya ada setelah makan selesai dan semua orang berkumpul di depan api unggun. Dari obrolan diawal dan joke-joke internal mereka, saya simpulkan bahwa mereka adalah para pekerja yang memiliki nyambi bernyanyi. Dan ternyata benar. Dari obrolan selanjutnya saya tahu bahwa Yogas, yang duduk paling pojok, lulusan Informatika STT Telkom 2002, pekerjaan pertama karyaman di sebuah perusahaan IT di Jakarta dan pekerjaan kedua bernyanyi (atau kebalik?). Di sebelahnya Sigit, pekerjaan pertama jurnalis, pekerjaan kedua bernyanyi. Pertanyaan-pertanyaan saya berhenti di mas Ade. Karena dari tadi dia tidak banyak berbincang, saya pun sungkan bertanya.

Setelah beberapa saat, Uns berinisiatif memperkenalkan mas Ade kepada kami.

 “ Kalo yang ini, penyanyi beneran nih, udah punya band, namanya SORE..
….

Dan hingga sekarang saya menyesali kenapa ekspresi pertama saya yang muncul adalah,
Seriusan?

Yang lain lalu tertawa, menertawakan ekpresi saya, dan menertawakan mas Ade yang terlihat “risih”,  karena merasa “dikenali”. Sore adalah sebuah band di Jakarta. Tidak banyak muncul di tv, tetapi bagi yang doyan dengan band-band Indi mestinya tahu. Saya diperkenalkan pada lagu mereka oleh seorang teman dulu dan langsung jatuh cinta. Saya bukan artis maniac sih, tapi kalo tiba-tiba orang yang karyanya saya kagumi ada didepan saya, kaget adalah reaksi pertama paling normal yang saya lakukan. Dan informasi ini malah membuat saya semakin sungkan ngobrol sama mas ade , pertama takut dibilang sok kenal kalo kebanyakan nanya, kedua takut terlalu excited dan ketauan noraknya =))

Dan saya lalu menyesali kenapa saya nge-judge terlebih dahulu sebelum saya bertemu mereka. Orang-orang ini menarik sekali dan ternyata saya menyukai mereka – diluar fakta bahwa salah satu dari mereka adalah artits ya, – dan anak pejabat . :p

Pertama orang-orang yang masih menyisakan waktu untuk mengerjakan hobi mereka di sela-sela pekerjaan bagi saya adalah orang yang patut dikagumi. Saya sendiri masih dalam tahap mencoba untuk berkomitmen yang sama, bekerja ,mengaplikasikan ilmu untuk memenuhi keinginan satu bagian diri saya, sambil tetap mengerjakan hobi, untuk memenuhi keinginan satu bagian diri yang lain, dan kalau bisa menghasilkan uang, hehe. Tidak mudah, tapi syukurnya sampai saat ini tekad saya masih sama, walaupun grafiknya naik turun.  Mungkin, tanpa saya sadari saya mencari-cari role model. Karenanya orang yang berhasil melakukan hal yang sama langsung terlihat keren dimata saya. :p

Kedua, saya melihat mereka sebagai tipikal orang-orang yang ingin berkarya dan ingin karya-karyanya dikenali orang lain, tetapi menghindari sebisa mungkin euforia popularitas yang pasti menyertai begitu karya-karyanya dikenal orang lain. Dewasa. Orang-orang seperti itu sangat menyenangkan.

Seketika malam itu menjadi menyenangkan sekali, , disuguhi live show di alam bebas seperti itu, dan dihibur dengan perbincangan mereka yang acak dan kocak tetapi tetap “berisi”, walaupun angin Bandung Selatan dan langit tidak bersahabat. Si saya tidak banyak berbincang,  lebih banyak memperhatikan setelahnya, sesekali menimpali. Rasa-rasanya seperti kembali ke jaman awal kuliah dulu ketika saya dengan setia memperhatikan kakak-kakak senior saya berbincang di depan api unggun.

Perbincangan bertahan hingga larut malam, ketika akhirnya persediaan kayu bakar habis, kami masuk ke tenda masing-masing. Sesekali saya terbangun dan masih ada yang berbincang di tenda sebelah. “Wah orang-orang gila juga ini sih”. Kami berpisah siang menjelang makan siang, perpisahan yang hangat. Dalam 2 hari kami mendapatkan 4 teman baru yang menyenangkan.

Saya tersenyum-senyum kecil mengingat pertemuan saya dengan orang-orang itu dalam perjalanan pulang ke Jakarta malam itu, lucu sekali bagaimana kita bisa bertemu-temu dengan orang yang tidak kita sangka, ditempat yang tidak disangka-sangka, diwaktu yang tidak disangka-sangka. 

Saya tidak percaya kebetulan. Saya percaya bahwa untuk setiap orang yang kita temui, setiap pertemanan yang kita buat, dalam waktu sesingkat apapaun, ada pesan yang diselipkan Tuhan didalamnya.Apa?Saya belum tahu keseluruhannya. Untuk saat ini,yang saya tahu, mungkin, agar saya belajar untuk tidak men-judge orang seenaknya hanya dari sepotong informasi. Mungkin.

Dan semua kebetulan-kebetulan ini memberikan saya semangat lebih saat itu. Siapa tahu apa yang akan terjadi dan pengalaman apa yang kita alami besok?Hidup menyimpan banyak sekali rahasia, dan itu menyenangkan. :)

Kamis, 10 Januari 2013

A Very Good Beginning

Agaetis byrjun

Bjartar Vonir Rætast
Er Við Göngum Bæinn
Brosum Og Hlæjum Glaðir
Vinátta Og Þreyta Mætast
Höldum Upp Á Daginn
Og Fögnum Tveggja Ára Bið
Fjarlægur Draumur Fæðist
Borðum Og Drekkum Saddir
Og Borgum Fyrir Okkur
Með Því Sem Við Eigum Í Dag
Setjumst Niður Spenntir
Hlustum Á Sjálfa Okkur Slá
Í takt við tónlistina
Það Virðist Enginn Hlusta
Þetta Er Allt Öðruvísi
Við Lifðum Í Öðrum Heimi
Þar Sem Vorum Aldrei Ósýnileg
Nokkrum Dögum Síðar
Við Tölum Saman Á Ný
En Hljóðið Var Ekki Gott
Við Vorum Sammála Um Það
Sammála Um Flesta Hluti
Við Munum Gera Betur Næst
Þetta Er Ágætis Byrjun


I've already love this song by Sigur Ros long before, for the good music he composed and magnetic voice he have, but never I tried to understand the lyric. And my friend send this song in twitter *as if on the radio :p * and he also twote the tittle meaning : "A very good beginning" . And then I began feeling curious for the whole lyric meaning, so I google it. Here the meaning of the song. *Actually I don't need to write it down since you can googling it your self easily, haha*


Good Start

 Bright hope is true
Bright Town
As We Walk Downtown
Meet friends and Fatigue
We Celebrate The Day
A Two Year Wait
Distant dream is born
Eat and drink filled
And Pay For Ourselves
With Everything We Have Today
We Sit Down Excited
and Listen To Ourselves Play In Rhythm
In tune with music
No One Seems To Listen
This Is Completely Different
We Lived In Another World
Where We Were Never Invisible
A Few Days Later
We Speak Again
But The Sound Was not Good
and We Were All In Agreement
in Agreement About Most Things
We'll Do Better Next Time
but This Is a Good Start


Such a spirit-booster!so so soooooo beauty. And I'm falling in love deeper to Sigur Ros.

My friend send this song for us, his partners in Teras Nusantara *I've already told about Teras Nusantara in previous post, have you read it? :) *. He must be in a really good spirit that he want to share it with us. He got reason. Teras Nusantara show a really good progress since the first time we work on it, we got a lot of request this month and some people give attention to what we do and offer their help to us. Things not only happen good for Teras Nusantara, but also for us, the person who run it, good things happen to us. Like universe show us the way to pursue our dream. This is a good optimistic start for us, I hope that this very good beginning continue onwards. :)

Rabu, 02 Januari 2013

Highheels Jahanam

Saya beritahu anda bagaimana cara bekerja highheel dan kenapa benda ini menjadi salah satu properti utama benda kecantikan saat ini :

Arsitektur highheel membuat penggunanya berada dan bertahan dalam posisi menjinjit (tumit naik keatas). Posisi seperti ini otomatis akan membuat punggung berdiri tegak, yang dalam hal ini merupakan posisi yang bagus dan enak dilihat. Posisi seperti ini juga membuat otot paha, betis, dan bokong mengencang,  sehingga tentu saja membuat penggunanya terlihat lebih "seksi", yang demi kesopanan dan memudahkan pemasaran, diperhalus menjadi kata "cantik". Nah, wanita mana yang tidak mau terlihat "cantik"?

Tapi tentu saja ada harga yang harus di bayar untuk hal ini : betis, paha, dan punggung yang tegang setengah mati, belum lagi bula-bula atau lecet-lecet karena sepatu tidak cocok, beruntung jika tidak sampai mengalami varises.Sounds unlogic? Sayangnya, tidak ada logika yang perlu digunakan dalam hal ini, kami para manusia dengan kromosom xx, dilahirkan dengan insting untuk tampil "cantik" dan "menarik". Dan percayalah, wahai kaum adam, wanita rela melakukan banyak hal dan menahan berbagai penderitaan-penderitaan demi sebuah kata "cantik", bukan masalah, demi sebuah perasaan tampil "cantik" dan "menarik". Beautiful is pain,yes. We all accept this is as ultimate way to look fabulous.

foto dari www.saatini.com

Sayangnya, saya tidak bisa tidak terpengaruh dengan konsep ini. Gen XX dalam dna saya membuat ide "harus" terlihat cantik menguasai otak saya dengan sangat mudah. Bisa ditebak kelanjutannya, meskipun kaki lecet-lecet betis tegang, setiap kali saya jalan ke toko sepatu, tetap saja saya yang menarik perhatian saya adalah etalase yang memajangkan sepatu dengan hak bersenti-senti.

The idea about beautiful is really silly but we accept it.

In spite of all, saya masih bisa menahan rasa nyeri ini. Yang bikin saya super keki adalah ketika keadaan mengharuskan saya untuk bergerak cepat sementara sepatu-sepatu ini tidak bisa diajak bekerja sama. Tampaknya saya harus belajar banyak pada para wanita di film-film eksyen bagaimana bergerak cepat, berkelahi dan berlari kencang dengan sepatu belasan centi mereka.