Rabu, 29 Juni 2011

dandelion


my dandelion..
..blown away with the wind
not to dead
to find new place
to born new life

with my girls


alun-alun surya kencana,2750mdpl,southeast ridge of Mt. Gede
photo by may sari hendrawati


*bela-belain bawa kebaya cuma buat foto dialun-alun surya kencana dan puncak pake kebaya.haha.padahal mestinya kebayanya dipake nanti dinikahan mpok rime 10 juli nanti,hihi,maaf ya mpokkkk*

reunion


 

Reunion time with my highschool buddies that lives around jakarta, bogor, and bandung at bogor city, 22nd of june 2011.

Nothings Gonna Change My World



Cici with her mom at alun-alun surya kencana.this view much remind me about me and my mom.I have ever taken a photo with my mom,same position with this, where mom hug me so tight,smile like she happiest woman in world.

Miss u much mom.sory for never be a good girl for you. I love you all my heart.Don't worry anymore.Happy, please.I'll take care my self for you.

Accross the Universe - The beatless

Words are flying out like
endless rain into a paper cup
They slither while they pass
They slip away across the universe
Pools of sorrow waves of joy
are drifting thorough my open mind
Possessing and caressing me

Jai guru deva om
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world

Images of broken light which
dance before me like a million eyes
That call me on and on across the universe
Thoughts meander like a
restless wind inside a letter box
they tumble blindly as
they make their way across the universe

Jai guru deva om
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world

Sounds of laughter shades of life
are ringing through my open ears
exciting and inviting me
Limitless undying love which
shines around me like a million suns
It calls me on and on across the universe

Jai guru deva om
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Nothing's gonna change my world
Jai guru deva
Jai guru deva

-------
nothing's gonna change,dear...

Ketika Para Wanita Berkumpul - Gede.Mt (4)

Dikota, 2 hari waktu yang terlalu singkat untuk dekat dengan seseorang.Tapi seseorang bisa jadi sahabat anda seumur hidup hanya dengan 2 hari perjalanan bersama digunung.Karena 2 hari digunung berarti privat time bersama teman-teman seperjalanan.Anda bisa berbagi cerita banyak sekali.tanpa interupsi dan tidak dibatasi waktu.Dan itulah yang kami lakukan selama 2 hari perjalanan itu,berbagi cerita.

Dan tentu saja, karena 4 dari 10 peserta adalah wanita yang menjalani hidup sebagai ibu, 5 lainnya adalah pemudi kinyis-kinyis 20 tahun-an, dan satu lagi adalah happy tod yang belum banyak perbendaharaan katanya,jadilah hot topic percakapannya adalah seputar kehidupan wanita.dari yang layak tampil sampai yang tidak lulus sensor.hoho.

dan tebak apa yang paling menarik perhatian?
adalah tentang menjalani kehidupan sebagai ibu muda. pemudi kinyis2 dengan rasa penasaran tinggi akan kehidupan wanita dewasa. *membekal ilmu,haha*

Dimulai ketika jam istirahat makan siang, si cici bertingkah yang membuat semua orang gemas dan tertawa.(oh come on, how came we doesn't love hapy cici??)


saya : "ah mbak, aku mau dong,cicinya buat aku aja yaaa"

mbak May : "oh, ya udah, ambil aja, sampe 4,5 tahun yaaaa,tolong dirawatin"

tentengtengteng.

dan mbak H : "iya, baby emang lucu banget sih, apalagi kalo bukan punya kita"

ibu-ibu tertawa dan kami pemudi kinyis2 juga tertawa. Cukup ngerti, walo belum pernah ngerasain.membayangkan bagaimana ribetnya kehidupan seorang ibu.


lalu mbak H celetuk lagi,

"jadi ya adik2ku, kalo ada iklan susu yang memperlihatkan bagaimana seorang ibu dengan penampilan cantik, menyusui anaknya dengan bahagia.itu bohong,jadi jangan ketipu.. dijamin,apalagi 3 bulan pertama itu,waktu kalian habis buat anak,ga akan sempet deh mikir dandan.orang bangun tidur aja bukannya mandi malah nyusuin anak dulu"

semua orang tersenyum2. (aduh mamih,seperti itu jugakah dahulunya daku menyusahkanmu?).

Jadi seperti itulah kelanjutannya,4 ibu-ibu bercerita tentang pengalaman-pengalaman mereka selama menyusui.

Bercerita bagaimana waktu mereka berlalu cepat.semua aktivitas pribadi : makan,mandi sholat,ganti baju,dll dilakukan dengan cepat sebelum si kecil menangis lagi.

Dan si saya juga baru tahu, kalau ternyata memberikan ASI itu juga demi kepentingan si Ibu.karena biasanya jika terlalu lama tidak menyusui,payudara si Ibu akan membengkak dan mengeras, yang ini malah bikin sibu kesakitan.(wowwow).
Jika lebih lama lagi, payudara bisa mengeras seperti batu dan sakit sekali jika disentuh, saya lupa penyakit yang namanya .. (dan saya baru tahuuuu)

"trus kalo bekerja gimana ngasih asi ekslusifnya mbak?"
"kan ASI bisa disimpen dibotol, kalo disimpen dikulkas bisa 2 sampe 3 minggu.ga begitu berpengaruh kok terhadap gizinya, walau yang paling bagus emang dikasih langsung"

*si saya langsung berimaginasi ibu yang sedang memompa asinya ke sebuah wadah (ups,stop,hihi.)*

"kalo listrik mati gimana mbakkk?"
"itu tuh,paling bikin sebel,susu gua rusak"

Lalu Ibu-ibu bercerita lagi bagaimana ketika si bayi mogok makan, sakit,bla bla bla.

Saya tahu kalo jadi Ibu bukan hal gampang,tapi saya baru sekarang mendengarkan 4 ibu-ibu berbagi cerita tentang kehidupan mereka menjaga bayi.haha.Tapi diatas segala kerepotan itu, mereka teramat mencintai anak-anaknya.merindukan anak yang ditinggal gara-gara naik gunung.haha.

Ujung-ujungnya setelah mendengar cerita-cerita smbak2, si saya langsung merasa bersalah sama si mamih.Membayangkan bagaimana ketika memiliki anak, seorang Ibu tidak akan lagi punya waktu untuk pribadinya karena seluruh waktunya dicurahkan untuk sang anak. membayangkan kerepotan yang saya kasih ke si Ibu (katanya waktu kecil dulu saya ekstra ngerepotin,hwaaa).Tiba-tiba inget kemarin saya ga ngewaro telepon si mamih karena lagi super capek dan lagi males dinasehatin ini itu. (malin kundang sekaliiiii).

Kalo melihat bagaimana perjuangan Ibu-ibu ini merawat anak, membuang ambisi-ambisi pribadi,mendedikasikan hidup mereka untuk sang anak,lalu saya pikir wajar2 aja orang tua bisa menjadi sedikit posessif sama anaknya.kadang-kadang menganggap anaknya masih kecil dan tidak sanggup merawat diri sendiri. (mamah, maaf yaaa).

Lalu ada lagi hal lain yang bikin saya penasaran,karena sebagian besar diantara ibu-ibu ini adalah ibu bekerja, saya jadi penasaran apakah mereka menggunakan jasa baby sitter untuk merawat si bayi.Dan ternyata mbak H,mbak may, dan mbak Maya ga pake baby sitter (saya lupa nanya sama mbak Citra)

Wow, bikin kagum sekali.Alasan mereka hampir sama, karena ga mau anaknya lebih dekat sama baby sitter daripada sama orang tua.(sepertinya jadi orang tua itu memang butuh komitmen yang tinggi yah?karena itu seumur hidup.)

Mbah Maya ga pake jasa perawat karena akhirnya pindah tinggal bersama orang tua, jadi ada yang membantu merawat.

Mbah May, memilih menggunakan jasa day care(semacam penitipan anak) yang disediakan kantornya.jadi dia masih bisa mengunjungi Cici disela-sela waktu luangnya.

Lain lagi untuk mbak H.Mbak yang satu ini memiliki kesan lebih tersendiri buat saya, karena dia merawat anaknya all by her self.Dia meninggalkan pekerjaannya setelah punya baby dan memutuskan jadi ibu rumah tangga sambil jualan online.Alasannya karena sang suami juga bekerja di lapangan, dan akhirnya memutuskan tinggal dirumah karena tidak mau anaknya kekurangan perhatian.Applause saya buat mbak saya yang satu ini.(jarang sekali rasanya melihat anak ITB yang memutuskan jadi ibu rumah tangga karena terlalu biasa berkerja)

Jadi begitulah beberapa obrolan selama perjalanan.Banyak sekali memberi pengetahuan baru buat saya.Tapi karena banyak yang tidak lulus sensor, jadi tidak semuanya saya tulis.hoho.

Soal menikah dan menjadi orang tua, wah,selalu menjadi obrolan yang rame, bisa panjang ceritanya.apalagi dimahasiswa-mahasiwa tahun akhir perkuliahan yang dipaksa mempersiapkan hidup tahap selanjutnya.Teman-teman saya beragam sekali pandangannya soal hal ini.

Ada yang ga mau mikirin

 ("biarin aja..kalo udah waktunya ntar juga datang kok")

Ada yang begitu ingin menikah segera setelah lulus

(
"mau ngapain habis lulus?",
"mau nikahh"*dengan nada yang sama dengan nada bilang pengen makan pizza*,
"oh."
)

Ada yang memilih untuk tidak menikah karena tidak mau terikat dan mencintai kebebasan

("kalo ujung2nya ga bahagia,buat apa?")

Ada yang tidak mau menikah karena merasa peradaban tidak lagi kondusif untuk membesarkan anak

("7 miliyar cuy, udah kelewat padat ini bumi")

Ada juga yang ingin menikah segera karena alasan agama.

("anak itu pintu masuk surga")

blablabla.

apapun deh pilihannya.hidup tetap tentang komitmen pribadi.
tarik-menarik,sebab-akibat,dinamika.
just choose your way,like what you want to live your life, and commit with it. we all deserve to be happy.:)

Cerita Perjalanan - gede.Mt (3)

Perjalanan menuju puncak gede kali ini dari jalur gunung putri (sengaja dipilih jalur yang sedikit lebih tajam dengan iming2 camp di alun-alun surya kencana yang katanya super cantik).Pukul 09.45 perjalanan dimulai dari GPO.


 
before

Buat yang masih fit, perjalanan hingga kesurya kencana bisa ditempuh dalam jangka waktu 4-5 jam.Tapi karena peserta pendakian ini notabene sudah tidak aktif naik gunung, + ditambah membawa seorang baby, diperkirakan kami sampai dialun-alun sekitar magrib.


 
Diperjalanan

 
Istirahat makan siang

Dan benar saja, pukul 6 sore.seluruh tim berkumpul di alun-alun. Tidak terlalu banyak masalah ketika naik, walaupun pelan, tidak ada yang fisiknya drop sama sekali.Cici membuat semua orang tertawa senang.

 
Alun-alun timur
Pukul sembilan setelah makan malam semua orang masuk tenda masing-masing dan beristirahat, tidak ada yang berniat berdiam diluar.walopun pemandangan langit cantik sekali dengan cahaya bintang yang terlihat jelas (dikota sepertinya jarang sekali melihat bintang,polusi cahaya) ,cuacanya super-duper-dingin. Dan begitulah kalo naek gunung dimusim kemarau, malam harinya bisa teramat dingin.Katanya, uhu dini hari disini bisa sampai 0 derajat.Keuntungan naik dimusim kemarau, tidak ada hujan.

Dan well,Semua orang tidak bisa tidur malam itu, saya terbangun berkali-kali.sambil mendengar suara dari tenda-tenda yang lain.haha.wajar sih, sulit untuk tidur di cuaca begitu dingin.sleeping bag dan kaus kaki terasa tidak banyak membantu.Pukul 3, dari tenda sebelah  cici menangis, popoknya penuh.Terdengar suara mbak H dan mbak May yang sedang mengganti pakaian cici.Dan menjelang subuh tampaknya saya baru benar-benar bisa tidur.

Pagi jam setengah 7,tiba-tiba ada suara dari luar tenda.

"beli nasi uduk neng, gorengan"
what??siapa yang mau jauh-jauh untuk jualan nasi uduk dan gorengan kesini??

Dan semua orang akhirnya membuka pintu tenda,membeli gorengan dan nasi uduk.Bayangkan, harganya cuma 5ribu rupiah untuk sebungkus nasi uduk dan seribu rupiah untuk sebuah gorengan.

"jam berapa pak, berangkat dari bawah?"
"jam 2 neng.."
 
Bapak nasi uduk
aih si bapak.Bapak yang baik hati,mungkin orang tidak akan keberatan mengeluarkan uang dua kali lipat itu untuk membeli nasi uduk dan gorengan ditempat sejauh dan setinggi ini.Kalo ada yang nawar harga itu namanya tega.hehe


Pukul 7 kami semua baru benar-benar keluar dari tenda.beberapa tempat disebelah barat mulai terkena cuaca matahari, tapi bagian lembah tempat kami berkemah belum.jadi masih dingin.Melihat keluar dan ternyata embun-embun diatas flysheet tenda sudah mengkristal menjadi es.Hoho.pantas dingin sekali rasanya.

 
Tampang bangun tidur

Kami berpindah ketempat yang lebih panas, berjemur menghangatkan diri sekalian menikmati pemandangan pagi alun-alun.cantik sekali.dan tentu saja fotofoto.hehe.




Saya, dinna, dan yostal sengaja bawa kebaya khusus untuk foto-foto dialun-alun dan puncak.haha,niatnyaa. (padahal kebayanya seharusnya dipake nikahan mpok rime nanti,maaf ya mpok).



Jam sembilan kami packing barang-barang dan siap berangkat kepuncak pada pukul 09.45.
Track dari alun-alun surya kencana menuju puncak gede tidak seterjal dari kandang badak (jalur cibodas).lebih dekat, dan lebih tertutup.Sekitar pukul 11.00,semua berkumpul dipuncak.Foto-foto lagiii.



Pukul 12 ketika kami memulai perjalanan turun kebawah kearah jalur pendakian cibodas.Sayangnya perkiraan saya meleset jauh mengenai waktu turun.Dengan sedikit berlari, biasanya  perjalanan turun melalui cibodas bisa ditembuh dalam waktu 3 jam.Saya mengalokasikan waktu 5-6 jam untuk tim ini.Tapi sayangnya meleset jauh.


Biasanya perjalanan turun dari gunung memang lebih berat. Untuk menghindari kelelahan dilutut, biasanya pendaki turun dengan teknik berlari dan sedikit beristirahat.Tetapi teknik ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang apalagi buat yang sudah lama tidak mendaki.Kami berjalan turun dengan langkah biasa.

Sampai dikandang badak pukul 2 (hampir 2 jam untuk perjalanan turun).

 
Tanjakan setan (puncak-kandang badak)

Istirahat, makan siang, dan sholat.Dan kami baru berangkat lagi pukul 15.30 .Semua tim sampai diair panas pukul 16.30. Semua orang khawatir kami akan kemalaman dijalan. Di cuaca gelap perjalanan akan jadi lebih lama, dan beberapa orang biasanya jadi lebih mudah drop disaat gelap dan suhu yang lebih dingin.

Saya, dinna, dan kang deny sudah sampai diair  terjun panyancangan pukul setengah enamnya.sementara yang lain masih dibelakang.Kami menunggu yang lain sambil beristirahat disini.Tapi sudah mulai gelap, dan Cici terus2an melihat keatas ke jalur pendakian, mungkin menunggu bundanya muncul.tidak menangis dan terus bermain dengan kami, tapi terlihat sedikit bingung.ga tega liatnya,akhirnya saya meminta kang deny untuk membawa cici turun duluan (sekitar setengah jam perjalanan normalnya menuju pos montana).sementara saya dan dinna menunggu yang lain disini. dinna menyerahkan senternya ke kang deny.

Dan stupidnya, kami baru menyadari setelah gelap bahwa tidak satupun diantara kami yang pegang senter lagi.haha.untungnya dinna punya lilin, itupun cuma satu.Kesalahan teknis yang bodoh.

Stupid, saya sedikit khawatir.Sudah gelap sementara yang lain tak kunjung muncul.Sedikit senang, karena cici tidak harus ikut menunggu gelap-gelapan disini.Melihat  keatas, cuma keliatan gelap dan kunang2 yang banyak sekali.memanggil tetapi tidak ada yang  menyahut.Dan kami cuma punya satu lilin.Pukul setengah tujuh ketika masih tidak ada yang muncul  sementara lilin sudah mau habis, kami memutuskan turun dengan penerangan lilin alakadarnya  itu.mengantarkan beban sekalian minta tolong orang untuk menjemput keatas.Lalu meninggalkan pesan diatas kertas dan menaruknya diatas tempat yang kira-kira akan dilalui mereka

"dinna, maul, cici, dan k' deny turun duluan kebawah,
nganterin cici kebawah sekalian minta tolong orang untuk ngejemput"

hahaha.berasa jaman baheula nulis pesan pake kertas.sebelum turun kami bertemu rombongan yang akan naik.lalu nitip pesan lagi lewat mereka kalo ketemu rombongan kami.

dan akhirnya saya turun bersama dinna dengan bantuan penerangan sebatang lilin.super hati-hati karena takut lilinnya tertiup angin.Berusaha tetap bercerita biar jalannya ga sepi-sepi banget.Sekitar 15 menit perjalanan, kami bertemu dengan 3 orang dari ranger yang ternyata memang naik untuk menjemput kami.ah, syukurlah.ketika sedang mengobrol dengan mereka, handy talky yang dipegang dinna berbunyi.Tolol, kami mengabaikan keberadaan benda satu ini.Yostal yang menghubungi.mereka semua sudah berada dipanyancangan.hwaaaaa,sumpah saya lega sekali rasanya.Dan yostal baru memberi tahu ada senter korek api didalam tasnya yang kebetulan dibawa saya.haha.tolol.akhirnya saya dan dinna meneruskan perjalanan turun.sementara yang lain menjemput teman-teman diatas.

di KM2 kami bertemu kang deny,

"wah,cici mana kang?"
"ada dibawah, dibasecamp montana,dijagain teman"

dan kang deny naek keatas ikut menjemput sementara saya dan dinna meneruskan perjalanan turun.sekitar pukul 7 kami sampai dimontana.segera mencari cici, yang ternyata sedang digendong seorang teman dimontana.tidak menangis dan tidak rewel.ah ciciiii.benar-benar si kecil ini penghilang lelah.

Beberapa saat, mbak H dan Yostal sampai juga dimontana.Dan Mbah H yang baru sampai bukannya minta minum tapi malah langsung menggendong cici.duh duh.memang yah cici ini.
Cici selalu senang bersama mbak H.(dan mbak H  paling akrab sama cici diantara tante-tante yang lain, memang beda kali yah antara orang yang udah ngerasain jadi ibu sama yang tidak)
Kemudian datang mbak May dan Nurul.Dan cici langsung menyambut sang bunda datang. Senang sekali melihat cici dipeluk oleh sang bunda.Setelah mbak may, lalu datang mbak May yang udah sedikit drop (aduh maaf ya mbak).Yang terakhir adalah kak Ria dan Mbak Chitra yang walo udah keliatan drop, tetap tersenyum dan terlihat cantik (ah,mbak yang satu ini).

Lega sekali melihat semua orang sudah berkumpul ditempat yang nyaman.dan cici tertawa senang diantara tante2 dan bundanya.

Lucunya, ketika angkot yang kami sewa untuk balik untuk menuju penginapan sudah datang, Cici menangis kencang.tangis terlama cici.saya jadi heran kenapa.dia menolak ketika akan dipasangkan jaket tetapi tidak menolak ketika diajak tidur dan masuk kamar sama si om dimontana. Oh, mungkin capek.takut kalau harus jalan dan masuk baby carrier lagi.ahay ,cici cantik...cupcup.

Dan begitulah, kami kembali ke penginapan guest house balai penelitian tanaman hias didesa landbouw cipanas.Dan ada  kak heidi, om Ryan dan Kang Aji yang ternyata menunggu disana.Dengan martabak dan brownies kukus.hwaaaa.laparrrrr, nyamnyam.



After

Happy Cici -Gede.mt (2)



Namanya Azkia Anshelma Noermawan, dipanggilnya cici,Putrinya mbak May. Usianya 2 tahun, peserta termuda dalam pendakian kali ini.Selebritis kita buat pendakian kali ini,the real queen of this team.(everybody love cici! ).

Kalo udah didalam baby carrier, digendong dan siap untuk mendaki, biasanya cici duduk manis dan tidak banyak berekspresi, cuek dengan dot susunya, tidur, atau melihat sekeliling dengan ekspresi datar dan bibir bawah dikulum.

Tapi kalo udah istirahat dan keluar dari "kurungan"nya, kelakuannya,Tuhannnn.menarik perhatian semua orang.pretty, smart,cute,innocent, happy, soooo cheerfull.



Awesome Cici, tidak banyak menangis sepanjang perjalanan yang tidak terlalu nyaman.(saya membayangkan terguncangguncang berjam-jam didalam truck,yaks). Dia menangis saat pertama kali dimasukkan ke baby carier, itupun hanya sebentar dan ketika ganti baju dimalam hari (dingin bo',almost 0 derajat,eyke pun kalo ga inget harga diri nangis deh). Sepanjang perjalanan digendong dia sama sekali tidak menangis.Tidak rewel, cepat akrab dengan orang, jadi tidak mesti digendong oleh bundanya.

Makannya pun tidak susah.senang sekali minum susu (si kecil ini menghabiskan susu hampir satu liter dalam sehari pertama,haha).Kalau melihat makanan baru suka pengen minta,tapi tidak dihabiskan.(nanti bunda yang ngabisin,hehe).
Pertanyaan favoritnya sepanjang perjalanan, "itu apa?".penasaran minta ampun.
Senangnya pake kacamata.

Kalo udah diem dengan bibir bawah ditekuk dan tidak memperhatikan orang, artinya dia udah capek dan pengen tidur.

Ini pendakian pertama saya dengan baby berumur 2 tahun.super fun!
Mau udah secapek apapun, kalo udah liat cici langsung pengen gendong dan mainin cici.
cici benar-benar jadi pengembira semua orang sepanjang perjalanan itu.

cici dan bunda

ah, ciciiiii.tante kangen dehhhh


When the ladies put back their boots - gede mt. (1)



Finally!


setelah dua bulan persiapan,mulai dari ngumpulin tetua2 wanita kmpa yang tersebar dipenjuru indonesia dalam satu forum; mengumpulkan ide,saran pendapat;merembukkan tempat;merembukkan waktu dan mempersiapkan perizinan,logistik dan segala sesuatu terkait pendakian.Akhirnya 9 orang wanita kmpa dari berbagai generasi,ditambah satu hapy tod berusia 2 tahun -sikecil cici, berangkat tanggal 24 juni lalu dengan tujuan puncak gede.Bukan gunung yang prestisius memang,apalagi bagi para dedengkot2nya pendaki.tapi dengan melihat ragam karakter,pekerjaan, dan usia peserta pendakian ini, saya senang pendakian ini akhirnya terealiasikan.

"kenapa mesti para wanita?"
"kok gender banget sih?"

itu beberapa komentar yang terlontar dari tetua2 ketika ide ini diajukan, pendakian yang pesertanya dibatasi wanita.(sampai ada yang bilang saya feminis, hahay..enggak kok,bener deh),hanya saja saya melihat sebuah fenomena diorganisasi tempat saya dibesarkan hampir 4 tahun ini. tiap kali ada acara ngumpul kmpa seperti family gathering,dies natalis, buka puasa bareng, ato acara lainnya,saya jarang bertemu dengan kakak2 wanita saya.padahal mereka sering diceritakan, tentang prestasi2 dan kehidupan mereka dikmpa.Itu alasan kenapa saya ingin mengajukan perjalanan ini.Sedikit ragu awalnya, tapi kemudian mbak May mengajukan ide yang sama, dan saya pikir, hayolah kita jalan.

Sebenarnya ada 13 orang yang mendaftarkan diri untuk perjalanan ini , tapi 2 orang mengundurkan diri karena bermasalah dengan kesehatan, dan 2 orang laginya karena urusan kerjaan.Dan inilah akhirnya pesertanya :

  1. Mbak Chitra (Teknik Lingkungan '90, pendakian terakhir berapa belas tahun lalu mbak?hehe, ibu dari 3 orang anak,Asia Pasific Senior Regional Associate at Revenue Watch Institute)
  2. Mbak May (Geologi '98, pendakian terakhir kinabalu 2008, ibu dari satu orang putri, Petrophysicist at BP Indonesia)
  3. Mbak H (oseanografi '99, pendakian terakhir tambora 2003, ibu dari satu orang putri , ibu rumah tangga, online shop)
  4. Mbak Maya  (Biologi '01, pendakian terakhir semeru 2005, ibu dari satu orang putra, WWF-Indonesia)
  5. Ria (TL '05, pendakian terakhir Rinjani 2010, pekerja diperusahaan konsultan lingkungan,lajang)
  6. Dinna (Biologi '07, kalo yang ini kerjaannya emang naek turun gunung,mahasiswa)
  7. Yostal (Farmasi '07, pendakian terakhir sindoro 2010,mahasiswa)
  8. Saya (Elektro '07, pendakian terakhir gede Juni 2011-dalam rangka survey setelah hampir setahun ga naek gunung, mahasiswa)
  9. Nurul (FT '09, kalo yang ini kerjaannya keluar masuk goa,mahasiswa) 
  10. cici (Putri mbak may, 2 tahun, pendakian pertama)

Cici dalam rencana awal tidak ikut, dan rencana awalnya kami tidak menggunakan porter.Tapi karena papa cici mesti keluar kota dan cici tidak bisa ditinggal, akhirnya kami menyewa jasa porter untuk menggendong cici diperjalanan, kami memanggilnya kang deny.Dan satu porter lagi untuk mengurangi beban, kami memanggilnya Budi. (yang ibu-ibu hanya membawa kerir berisi barang pribadi).

Dan begitulah akhirnya, 10 orang wanita dari berbagai generasi yang beberapa diantaranya sudah lama sekali tidak mendaki, ditambah 2 orang porter berjalan dengan tujuan yang sama : puncak gunung gede 2965 mdpl.

and finally, sabtu siang 24 juni 2010, kami bersama berada dipuncak gede.


Thank you every body, for 2 funday you gave, for 2 day story and for 2 day inspiration
.

hayo kapan lagi kita kemana.hehe

~~Put's your boots on ladies, tonight we'll hit the top!

Senin, 27 Juni 2011

Roses

I see girls
red hairs,red lips,red nails
tattoos,
piercing,
highpainheels,
miniskirts, hotpants,
smokes,
pretend like barby
pretend like bitch
pretend like xena,or hera?

oh universe,what are you doin' at them,joking?
judging?
don't do that.
they are not joke
they are not suspect

they are your mom
that growing you up
bein barby
or bitch
or xena,or hera?
or lady.


whatever
but you shouldn't trick on us
we know barby was stupid.and so did juliet.
and since long time ago, we no longer believe cinderella

june 27 2011
bandung,11.12 pm

Minggu, 26 Juni 2011

Oh,Thanks Life

Dan ini adalah minggu yang benarbenarbenar menyenangkan!

Saya berada ditempat-ditempat yang menyenangkan bersama orang-orang yang menyenangkan.

Saya menghabiskan hari diawal minggu di cibodas yang sejuk mengerjakan tugas-tugas saya.

Bertemu dengan teman-teman SMA saya yang bermukim disekitar jakarta bogor dan bandung dikota Bogor pada hari rabu,have dinner and a nice conversation with them.Bercerita banyak sekali.menginap di bogor malam harinya dan kembali ke bandung esok harinya.

Lalu kembali kebandung esok siangnya,berangkat cipanas sore harinya bersama dinna, nurul, yostal, dan kak ria,bertemu dengan senior-senior cewek KMPA saya (mbak citra, mbak H, mbak may, dan mbak Maya) dan lalu menghabiskan 2 hari berikutnya bersama mereka dan sikecil cici (putri mbak May) mendaki gunung gede. Perjalanan 2 hari yang sangatsangatsangat menyenangkan !(dan ini pertama kalinya saya mendaki bersama baby 2 tahun, very fun)

Kembali kepenginapan di Cipanas pada malam minggu, dan sudah ditunggu oleh kak Heidi, kang Bayu, dan Kang Ryan.Dan akhirnya kembali kebandung sore ini.

Minggu yang teramat menyenangkan.I've got so much story and inspiration.
dan bingung mulai menceritakannya darimana.hehe.

Oh God, Thank for such a life you give :)

Selasa, 21 Juni 2011

Taman Nasional Ujung Kulon - Hidden Paradise


  
Foto diatas diambil di salah satu kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dalam sebuah perjalanan yang saya lakukan bersama teman-teman saya pada akhir Desember, salah satu tempat yang harus masuk dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi bagi para pecinta wisata pantai. Incredible Hidden Beauty Palace!


Pengunjung dapat melakukan perjalanan susur pantai mengelilingi kawasan taman nasional, dengan didampingi guide dari taman nasional. Atau jika tidak ingin terlalu capek, pengunjung dapat menyewa perahu untuk mengelilingi pulau-pulau kecil disekitar taman nasional (berjarak sekitar 6 jam perahu dari desa terdekat).Tetapi karena biaya sewa perahunya cukup mahal (2juta/hari, kapasitas 20-an orang), sebaiknya mengajak teman-teman yang banyak kesini.   Untuk mengurus perizinan dan mencari informasi dapat dilakukan di kantor taman nasional yang berada di taman jaya.







Senin, 20 Juni 2011

Pancake Pisang Super Enak


 

Ini sarapan saya pagi ini, pancake pisang. Dibikinin Ibu pemilik penginapan,freddy's home stay.Kata si Ibu bumbunya cuma terigu,susu, dan pisang.
wow.tapi kok bisa enak enak enak banget ibuuuuu?nyamnyamnyam

Baduy (3)- sistem kepercayaan

Salah satu hal yang menarik perhatian lebih saya ketika mengenal sebuah komunitas masyarakat baru,adalah sistem kepercayaan dari masyarakat tersebut.Karena sistem kepercayaan menurut saya  adalah sebuah hasil kebudayaan tertinggi yang memiliki daya dan pengaruh yang luar biasa terhadap masyarakatnya dan memiliki kemampuan bertahan dari generasi ke generasi. Sistem kepercayaan dapat menggerakkan dan menahan masyarakat untuk melakukan sesuatu.

Dan pertanyaan yang pertama kali muncul dikepala saya ketika menginjak tanah baduy kamis 9 juni lalu,seperti biasa :

"apa kepercayaan yang mereka anut?"

Saya masih belum mengetahui jawabannya ketika saya sudah masuk ke cibeo , kawasan baduy dalam.Dan saya masih sedikit canggung untuk bertanya langsung. karena rasanya masalah kepercayaan sepertinya pertanyaan yang cukup pribadi.Penting untuk mengetahui hal-hal seperti ini, memudahkan  bersosialiasi dengan komunitas yang baru kita masuki dan agar kita tahu bagaimana cara bersikap dalam kehidupan mereka.Dan tentu, membantu menghindarkan dari kesalahan-kesalahan bodoh seperti yang saya lakukan.

Kami sampai sore hari diCibeo, dan saya tidak begitu memperhatikan arah matahari.Malam hari ketika hendak menunaikan ibadah solat, saya kebingungan,

 "arah kiblatnya kemana yah?"

Saya dan Dian berpendapat yang berbeda tentang arah barat.Dan tidak satupun kami yang membawa kompas.

"mau solat?kesana arahnya, sama semua arahnya kalo solat kesana"

Juli,si empu rumah, yang melihat perdebatan kami menengahi dan menunjuk sebuah arah yang berbeda dari pendapat saya maupun Dian.Dan dari sana saya menyimpulkan mereka penganut ajaran Islam juga.Lalu besoknya saya menggunakan arah yang sama yang saya gunakan semalam untuk solat subuh.

Tetapi ketika matahari mulai bersinar, bayangan yang terbentuk ( yang seharusnya condong ke arah barat) tidak searah dengan arah solat yang saya gunakan.Mbah somad yang pertama kali menyadarinya.

..JengJeng.Nah lho.

Kami tertawa kebingungan.mau mengkoreksi arah yang benar ke Juli ga berani. Lah wong, sehari kenal juga belum,masalah kebiasaan apalagi terkait kepercayaan kan biasanya cukup sensitif untuk masyarakat  tertentu.

Dan akhirnya pertanyaan saya terjawab ketika menginap dibaduy luar yaitu didesa kanekes, malam hari berikutnya saat berbincang-bincang dengan empunya rumah.Di baduy luar, orangnya lebih terbuka terhadap orang asing dan kami bisa berkomunikasi lebih lancar dan bisa lebih bebas bertanya tentang banyak hal.Dari bapak tersebut kami dijelaskan tentang sistem kepercayaan yang dianut komunitas Baduy.

Jadi kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Baduy dikenal dengan Sunda wiwitan.

Sunda Wiwitan dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.Sifatnya adalah kepercayaan yang bersifat monotheis, penghormatan kepada roh nenek moyang, dan kepercayaan pada satu kekuasaan.

Seiring waktu, pengaruh Islam masuk ke komunitas Sunda wiwitan ini. Terjadi percampuran, perubahan-perubahan tradisi, terkadang mereka menyebutnya agama Islam wiwitan.(Saya lupa mencari tahu apakah masih ada yang menganut Sunda wiwitan murni tanpa pengaruh agama lain)

Seperti Islam, mereka menyembah pada Tuhan yang esa pencipta alam.
Ritual ibadah mereka juga beberapa memiliki kemiripan dengan Islam.Mereka mengenal puasa, tetapi pelaksanaannya tidak pada bulan Ramadhan, dan waktu berlangsungnya adalah 3 bulan.Selama 3 bulan itu daerah Baduy dalam dilarang dimasuki orang asing.Tetapi mereka tidak mengenal ibadah solat, masalah aurat juga sepertinya mereka tidak mengenal.Tidak mengenal kitab alquran juga sepertinya.

Itu salah satu contohnya, Tidak banyak yang dijelaskan oleh si bapak tentang bagaimana tepatnya bentuk kepercayaan wiwitan ini, dan saya juga tidak banyak bertanya.Dan karena saya cuma 2 hari diBaduy, tidak banyak informasi yang saya dapat.

Bagi yang ingin tahu lebih, mungkin dapat googling sendiri diinternet atau datang langsung dan bertanya ke orang-orang disini.hehe.Saya cek di wikipedia, penjelasannya cukup lengkap.

Dan ini pelajaran untuk saya : cari informasi sebanyak-banyaknya terlebih dahulu  sebelum masuk ke masyarakat yang belum kita kenal daripada melakukan kesalahan bodoh yang tidak perlu.

Sekian dari perjalanan 2 hari saya ke baduy.

 Let's find another great trip .get out from our comfort rutinity room, walk under the sun, talk to stangers,joy  life :)


Baduy (2) - Budaya dan perubahan

Lojor heunteu beunang dipotong
pèndèk heunteu beunang disambung
 (Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)

Kalimat diatas peribahasa Baduy, maknanya kira-kira hidup sederhana,apa adanya.tanpa memberikan perubahan apapun atau sesedikit mungkin terhadap alam.Itu falsafah hidup dari adat Baduy.

Dibaduy dalam yang lebih ketat dalam menganut adat, semua orang menggunakan pakaian seragam berupa kain berwarna putih tanpa hiasan.Untuk wanita, beberapa menggunakan gelang-gelang yang terbuat dari manik-manik sederhana.Mereka tidak menggunakan alas kaki, dan tidak boleh menggunakan alat kendaraan untuk transportasi, dan tidak boleh menggunakan benda-benda berteknologi.

Sekitar pukul lima kami sampai didesa Cibeo. Desa ini diikelilingi oleh sungai dangkal yang jernih.Untuk penghubung ke desa berupa jembatan bambu yang merupakan khas baduy. Desanya cukup besar, kata Juli ada sekitar 80-an rumah disini.Rumah-rumahnya berdekatan,dengan arsitektur yang hampir sama : rumah panggung berbentuk persegi yang dibuat dari anyaman bambu dan atap dari rumbia. Semua pintu menghadap utara, atau selatan.Dikolong rumah atau diatap-atap ada ikatan-ikatan kayu bakar.Rumah ini tidak menggunakan paku.Untuk memasak, mereka menggunakan tungku tanah liat didalam rumah yang menggunakan bahan bakar kayu (Bahkan semua komponen rumah ini benda yang mudah terbakar).Dan rumah hanya terdiri atas 2 ruangan. Penerangan pada malam hari dengan lampu yang menggunakan bahan bakar getah.

Pendatang yang ingin datang berkunjung biasanya harus membawa bahan makanan sendiri yang kemudian dibantu dimasakkan oleh empu rumah.Kami cuma membawa beras,mie, dan ikan asin yang dibeli di desa ciboleger.Bahan-bahan ini dibantu masak oleh istri Juli.Juli menyediakan empat mangkok porselen untuk wadah makan kami (yang sepertinya memang hanya digunakan untuk tamu), untuk minum kami menggunakan bambu yang dipotong pendek sehingga berbentuk seperti gelas.Juli menolak ketika kami menawari makan bersama.Sambil makan saya sempat melihat keruangan sebelah istri Juli mengeluarkan sebuah bungkusan dari daun pisang yang berisi nasi yang cukup besar, dan kemudian mereka makan bersama. Mungkin itu semacam kebiasaan.

Sewaktu membantu istri Juli memasak makan malam, saya melihat anak-anak Juli mencemil mie instant dan beberapa snack-snack kecil lain.Apakah konsumsi makanan modern termasuk dalam aturan adat Baduy?ataukah itu bentuk dari perubahan yang diam-diam datang tanpa disadari?

Tetapi Juli tidak mengkonsumsi kopi instant yang kami buat,dan dia menyuruh kami membawa kembali Gula dan Teh yang semula kami  rencanakan untuk ditinggalkan dirumah Juli. Juli bisa berbahasa Indonesia, tetapi tidak begitu lancar, juga Istrinya. dan ini membuat kami kesulitan berkomunikasi dengan keluarga Juli. Beberapa kali sering terjadi salah paham ketika kami menyampaikan atau bertanya sesuatu dalam bahasa Indonesia kepada Juli, dan tidak ada satupun diantara kami yang bisa berbahasa Sunda-Banten.Dan akhirnya, tidak banyak percakapan yang bisa kami lakukan dengan Juli. Jam 8 malam desa Cibeo sudah sepi sekali.

Dan, tantangan buat anda para yang suka tidur larut malam, sudah harus beristirahat jam 9 malam dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi hingga matahari terbit besok hari. (Haha, yang ini benar-benar  menyiksa.Saya terbangun berkali-kali, tidak bisa tidur lagi, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu matahari terbit).Cukup dingin disini pada malam hari, jadi jangan lupa membawa jaket dan sleeping bag.

Besok paginya kami memutari desa Cibeo tanpa ditemani Juli. Istri Juli berangkat keladang dari pagi.Kami melihat sebuah area yang penuh dengan lumbung.Pintu-pintu lumbung ditaruh dibagian atas dekat keatap, mungkin untuk menghindari binatang masuk kelumbung.Untuk masuk kelumbung harus menggunakan tangga.Lalu kami beristirahat dipinggir jalan yang sepertinya menuju ke ladang. Beberapa kali berpapasan dengan wanita yang mau ke ladang. (Sepertinya disini yang berladang memang wanita)

Kami berjalan kaki kembali kedesa Kanekes jam 2 siang dengan jalur yang berbeda dengan jalur berangkat.Yang ini tracknya lebih bersahabat. lebih banyak turunannya.Pada jalur balik ini, kami melewati beberapa desa Baduy Luar.

Semakin menjauhi desa cibeo, pengaruh dunia luar semakin terasa. Rumah-rumah sudah menggunakan paku dan cat.Kami sempat melihat sekelompok orang yang sedang membangun rumah, dan mereka menggunakan amplas untuk menghaluskan kayu.Potongan-potongan kayu rumahnya pun sudah lebih halus.Penduduk pun sudah mulai menggunakan pakaian dengan potongan modern.Bahkan pada salah satu desa tempat kami beristirahat (sudah cukup jauh dari Cibeo), kami menjumpai penjual es Cingcau

Perempuan Baduy luar menenun. Dan biasanya hasil tenunan mereka ini dijual. Disepanjang desa baduy luar yang kami lewati, kami melihat pemandangan perempuan-perempuan menenun dan memintal benang.Mereka biasanya menggunakan kemben/kaos tank top, dan kain.

Kami sampai didesa Kanekes sekitar pukul 5, lalu Juli menginapkan kami dirumah kakak Iparnya di Kanekes.Rumah ini sudah lebih modern, sudah memiliki sekat-sekat, pintu dengan selot kunci, bantal, dan peralatan makan modern.

Desa Ciboleger dan Desa Kanekes berbatasan langsung. Hanya sebuah gapura yang memberikan tanda  batas antara dunia Baduy dengan dunia luar (mereka menyebut daerah selain Baduy seperti itu). Menarik sekali melihat daerah perbatasan ini, diciboleger sudah ada listrik dan rumah-rumah terbuat dari Beton, sementara kanekes yang persis disebelahnya masih masih menggunakan lampu minyak tanah dan rumah yang terbuat dari anyaman bambu.

Kami turun sebentar ke desa ciboleger untuk makan, mengajak serta Juli.Dipinggir jalan yang sudah termasuk daerah ciboleger, saya melihat beberapa kerumunan dirumah-rumah/ warung dan sebagian besar adalah Baduy.Saat dilihat lebih dekat, ternyata mereka sedang berkerumun menonton siaran televisi.Lalu saya tidak mendapati Juli didekat saya,dan ternyata dia sedang ikut menonton dikerumunan, Terlihat sedikit tersipu malu ketika saya menegurnya dan mengajaknya meneruskan jalan menuju tempat makan.
 Ah, teknologi.

 Saya memberikan rasa kagum saya kepada mereka, orang-orang Baduy, terutama baduy dalam yang memilih jalan hidup seperti itu dan berjuang mempertahankan adatnya.Sekaligus ada semacam rasa takut dan sangsi. Sampai kapan mereka sanggup menjaga peradaban mereka dari pengaruh teknologi? Apakah mereka menjaga diri dari pengaruh modernitas karena kesadaran mereka untuk memelihara adat atau hanya karena ketakutan mereka untuk melanggar adat dan mereka tidak bisa keluar dari struktur masyarakat mereka?

Is really No Change on their culture at all?

Pemandangan sekelompok orang Baduy yang berkerumun menonton sinetron dari televisi dirumah warga itu memicu pertanyaan retoris dalam otak saya. Tapi saya baru 2 hari disini, saya rasa saya belum bisa memberikan penilaian tentang seberapa kuat adat masyarakat hanya dalam 2 hari ini.

Penduduk Baduy luar sudah lebih terbuka dan lebih bisa berkomunikasi dengan orang asing.Empu rumah tempat kami menginap malam hari itu menemani kami diruang tengah dan berbincang tentang banyak hal hingga larut malam.Lalu saya tahu bahwa si Bapak yang empu rumah dahulu adalah warga Baduy dalam.Dan hingga sekarang seluruh keluarganya masih bermukim di Cibeo, hanya dia yang tinggal diBaduy luar.

Ternyata tidak ada larangan secara adat bagi penduduk Baduy dalam untuk keluar, tetapi jika mereka sudah memutuskan keluar, mereka sudah tidak boleh lagi tinggal didalam, kecuali hanya untuk menginap.Alasan si bapak untuk keluar dari baduy dalam waktu itu adalah karena dia merasa tidak ada yang salah dengan kemajuan.Selama tidak melanggar adar-adat dasar dan tidak merusak alam.Dan si bapak keluar dari baduy dalam atas dasar keinginan dan kesadaran sendiri, dia memilih jalan hidup sendiri.Dan beliau mengerti konsekuensi dari pilihan tersebut.

Dari si Bapak juga saya tahu, bahwa baduy penganut ajaran sunda wiwitan. Mereka percaya kepada nabi Adam.Dan mereka percaya mereka memiliki tugas menjaga keharmonisan alam, bahwa wilayah Baduy adalah wilayah yang merupakan penyangga keseimbangan alam. Jika wilayah ini rusak dan banyak tercemar, maka akan terjadi banyak bencana alam di tanah jawa.

Masih banyak lagi obrolan malam itu dengan si bapak.dan untunglah kami tidak harus tersiksa sepeti semalam karena tidur jam 9. Kami kembali balik ke Rangkas Bitung pagi esok harinya.Jam 8 dari ciboleger, dan karena tidak terlalu banyak ngetem sampai distasiun pukul setengah sepuluh.Kereta mendapatkan tiket kereta jakarta pukul 10, dan sampai dijakarta sekitar pukul 12.
  
I think it's a worth trip.

Saya mendapatkan sedikit pengetahuan tentang sebuah komunitas dengan dinamika yang menarik dan memiliki kebajikan hidup yang layak mendapat penghormatan.

Minggu, 19 Juni 2011

Baduy (1) - menuntaskan rasa ingin tahu

Lojor heunteu beunang dipotong
pèndèk heunteu beunang disambung

(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)


Alasan utama yang biasanya membuat saya penasaran mengunjungi sebuah daerah yaitu Landscape yang mengagumkan , atau daerah dengan budaya masyarakat  yang unik.

Rasa penasaran saya untuk mengunjungi Baduy karena suku ini terkenal memiliki budaya yang unik.Saya mendapatkan rekomendasi bagus dari 2 teman yang telah mengunjungi tempat ini.

Dan akhirnya setelah sekian lama penasaran berangkat juga si saya ke sana tanggal 9 Juni kemarin.Bersama dian (Kriya Tekstil ITB '09) dan 2 orang teman lama dari palafne Jogja (organisasi pencinta  alamnya D3 ekonomi UGM) yang sedang melancong ke Bandung  wanto dan somad.

Meeting point kami stasiun Tanah Abang Jakarta pukul 07.00.Dari stasiun ini biasanya ada kereta ekonomi Rangkas Jaya tujuan Rangkas Bitung (kota terdekat dari desa Baduy) yang berangkat tiap 3 jam.Dan kereta ekonomi selalu menjadi dewa bagi para traveller pas2an,harga tiketnya cuma 4000 rupiah saja untuk perjalanan kereta hampir 2 jam.Kami naik kereta dengan jam keberangkatan 08.00.

Jam 10 sampai distasiun rangkas bitung,diberi petunjuk sama pak petugas, naek angkot ke terminal,sekitar 15 menit perjalanan dengan ongkos 3ribu rupiah.Di terminal naik bis ke Ciboleger (Desa terluar dari Baduy) dengan biaya sebesar 12 ribu. Normalnya Rangkas Bitung-Ciboleger ditempuh sekita 1,5 jam perjalanan.tapi karena banyak ngetem dan berhenti, kami baru sampai di Ciboleger 3 jam kemudian.

Di mobil ada Ibu-ibu yang nawarin guide, adeknya si Ibu.

"daripada nyari guide sendiri disana, ntar dimahalin..."

Tapi ternyata sama adek si Ibu pun,harga yang ditawarkan 400ribu untuk 2 hari perjalanan hingga ke Cibeo , desa baduy dalam.wew.mahalll.kami membatalkan menggunakan jasa adek si ibu.

Informasi dari teman, biasanya ada orang baduy dalam yang kebetulan sedang berada diluar mau jadi guide orang yang ingin kedesa mereka, dan biasanya menawari tempat mereka untuk menginap malam harinya, dengan bayaran  suka rela.Dengan asumsi itu, kami menuju ke tempat izin masuk. Dan benar saja, diperjalanan ada seorang penduduk dalam Cibeo yang menghampiri kami.Dan menawarkan menemani diperjalanan, kebetulan dia dalam perjalanan balik.Horayyy.Sang penduduk memperkenalkan diri dengan nama Juli,dia menggunakan pakaian putih dan tidak menggunakan alas kaki.

Orang Kanekes atau yang dikenal dengan orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi diri dari dunia luar.Perbedaan cara hidup ini menjadikan mereka unik.Orang Kanekes menutup diri dari pengaruh dunia modern dan menjaga cara hidup tradisional tersebut.

Wilayah Baduy sendiri terdiri atas 54 desa, 3 diantaranya adalah desa baduy dalam yaitu : Cibeo , Cikertawana, dan Cikeusik (yang paling jauh).sisanya dikenal sebagai desa baduy luar.Desa Baduy terluar yang berbatasan dengan Ciboleger dikenal dengan desa Kanekes.

Baduy dalam memiliki beberapa perbedaan dengan baduy luar dalam hal kebiasaan hidup. Baduy dalam terkenal lebih ketat dalam hal menjaga adatnya mereka. Tetapi mereka masih membolehkan orang luar datang berkunjung. Tetapi tidak boleh orang asing (Non Indonesia).

Ada beberapa peraturan yang harus dibaca oleh pendatang yang ingin berkunjung ke desa ini, dapat dibaca ditempat perizinan.Aturan bagi pendatang antara lain larangan membawa tape atau radio, tidak membawa gitar, tidak membawa senapan angin, tidak menangkap atau membunuh binatang, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon, tidak meninggalkan api di hutan, tidak mengonsumsi minuman memabukkan, dan tidak melanggar norma susila.

Dipintu perizinan,Kami membayar uang 10ribu  ber-4 untuk biaya izin masuk.

Dari kanekes, jalan kaki sekitar 3 jam untuk menuju Desa Cibeo Dengan track naik turun bukit.Berangkat dari Ciboleger pukul 2.

Dan ini adalah pengalaman : jangan membandingkan fisik dengan masyarakat asli.Juli menemani kami dengan berjalan didepan terlihat pelan dan santai walau tidak menggunakan alas kaki, dan nyaris tidak berkeringat. sementara kami dibelakang terengah-engah menyamakan langkah.

Ada sebuah sungai yang merupakan perbatasan antara baduy dalam dan baduy luar, disini kita tidak boleh lagi menggunakan kamera dan diminta mematikan handpone (walaupun memang sudah tidak ada sinyal sejak setengah jam perjalanan awal).

Sekitar jam 5 kami sampai di Cibeo. Dan kami menghabiskan waktu hingga magrib datang disungai pinggir desa, sungai dangkal dengan air yang bening.Segar sekali setelah 3 jam berkeringat.Setelah sekian lama rasa penasaran dan akhirnya hari itu saya berada didesa Baduy.Memperhatikan suasananya dan mencari-cari daya tarik apa saja yang dimilikinya.

~to be continued

Selamat Pagi, Cibodas!

Ini yang kedua kalinya saya ke Cibodas dalam minggu ini.Yang pertama buat naek gunung Gede sama teman dari Jogja sekalian ada survey.Dan yang kedua ini, cuma pindah tidur.hehe.Sebenarnya Dincheu yang ngajakin karena lagi ada penelitian di daerah sini. Si saya hayuh aja, sekalian nyari suasana.Kayaknya enak banget kerja seharian didepan laptop disana.Dan memanggggg.



Ini pemandangan pagi di belakang penginapan :



Dinna udah berangkat ke Hutan dari jam 6 tadi.Akhirnya Jam setengah tujuh saya jalan-jalan keluar sendirian nyari udara seger. Sayang mataharinya belum bangun. Jadi saya ga bisa moto banyak, apalagi cuma pake kamera pocket pas2an. .Dan jalan-jalan paginya berakhir dengan iseng moto-moto bunga didekat penginapan.


Good Morning

selamat pagi
 
Pagii
 
Have a nice day,dear :)




Jumat, 17 Juni 2011

Gimme a Word

Ketika tak satupun kata yang dapat saya tulis.
oh universe.give me my own word, please, please,please,please,please.I should write.

Selasa, 14 Juni 2011

Gotta Have You-The Weepies

Gray, quiet and tired and mean
Picking at a worried seam
I try to make you mad at me over the phone.
Red eyes and fire and signs
I'm taken by a nursery rhyme
I want to make a ray of sunshine and never leave home

No amount of coffee, no amount of crying
No amount of whiskey, no amount of wine
No, no, no, no, no,
nothing else will do
I've gotta have you, I've gotta have you.

The road gets cold, there's no spring in the meadow this year
I'm the new chicken clucking open hearts and ears
Oh, such a prima donna, sorry for myself
But green, it is also summer
And I won't be warm 'til I'm lying in your arms

No amount of coffee, no amount of crying
No amount of whiskey, no amount of wine
No, no, no, no, no
Nothing else will do
I've gotta have you, I've gotta have you

I see it all through a telescope: guitar, suitcase, and a warm coat
Lying in the back of the blue boat, humming a tune...hmmmmmmm

No amount of coffee, no amount of crying
No amount of whiskey, no wine
No, no, no, no, no
Nothing else will do
I've gotta have you, I've gotta have

No amount of coffee, no amount of crying
No amount of whiskey, no amount of wine
No, no, no, no, no
Nothing else will do
I've gotta have you, I've gotta have you.

I've gotta have you, gotta have you
I've gotta have you

:saya mendengar lagu ini dari blog seorang temen.dan langsung jatuh cinta pertama kali mendengarnya.langsung googling.band penyanyinya the weepies,band indie.lalu iseng searching lagu lain band ini.easy listening sekali.sukaaaa.~~

Jumat, 03 Juni 2011

Perjuangan Swasta Pencari PW

Alkisah 2 seorang swasta *mahasiswa stres tingkat akhir* yang berencana untuk wisuda bulan Juli tetapi masih belum berhasil menemukan PW *Pendamping Wanita* yang dapat diperkenalkan pada orang tua pada hari -H.Akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk memundur jadwal wisuda mereka menjadi bulan Oktober dan bertekad bagaimanapun harus  mendapatkan PW sebelum bulan oktober datang.

Dan ternyata, mereka jatuh cinta pada wanita yang sama! Demi PW Wisuda bulan Oktober, Cinta dikejar hingga ke puncak tebing Citatah 125 tempat sang wanita sedang beristirahat.


Lelaki pertama adalah lelaki yang pintar, tetapi dia adalah lelaki yang pemalu dan cacat dalam mengekspresikan secara benar.Dia membutuhkan waktu yang lama untuk mengungkapkan perasaannya kepada sang wanita sehingga membuat si wanita cemberut menunggu.





Lalu datang lelaki kedua. Dia adalah lelaki yang terus terang dan konfrontatif dalam menyatakan perasaannya.Dia tidak keberatan menggunakan kalimat-kalimat Rayuan Gombal dan memasang aksi didepan wanita yang membuat sang wanita tersipu malu.



Keberanian lelaki kedua membuat sang wanita terkesan. Lelaki pertama terabaikan.


Lelaki pertama patah arang



Tetapi sang wanita belum mengambil keputusan


Oktober masih lama, dan keputusan belum diambil, siapakah yang akan mendapatkan PW pada hari wisuda?
Ataukah kedua-duanya malah tidak dapat PW?
aAau justru  mereka malah mengundur waktu wisudanya ke april tahun depan?
Oktober 4 bulan lagi,let see bagaimana kelanjutan kisah 2 pejuang cinta ini.:D

::semua kisah hanya fiksi belaka, made just for fun oleh swasta2 kurang kerjaaan.
hayo semangat semua untuk TA dan perjuangan mencari PWnya =))
Tokoh yang terlibat :
lelaki 1 : Zaki Mujahid (Telekomunikasi 07, rencana lulus Oktober 2011)
lelaki 2 : Dani Andipa Keliat ( Farmasi 07, rencana lulus Oktober 2011)
wanita : Dinna Tazkiana ( Biologi 07, belum ada rencana lulus )
fotografer : Maria Ulfa (Elektro 07, rencana lulus??hmmmm...hihi)

Kamis, 02 Juni 2011

Dieng Plateau (Part3- Peradaban Ribuan Tahun)

sisa peradaban ribuan tahun
berdiri kokoh tegak anggun
saat yang lain  lapuk oleh hujan
hancur tertimbun
diamuk alam atau dibinasakan peradaban lain

bagaimana bisa?
"masyarakat ku mulai belajar mencintaiku dan alam enggan padaku"



Konon Dieng adalah pusat spiritual dipulau Jawa zaman dahulu kala, pusat peradaban kerajaan Kalingga yang berkembang pada abad ke-8 masehi. Salah satu kerajaan Hindu terbesar di Indonesia .Sisa-sisa kejayaannya masih diwajantahkan oleh candi-candi batu kokoh nan cantik yang tersebar dibeberapa titik didaerah ini. Tidak terlalu banyak memang yang tersisa, sebagian besar diantaranya hancur karena musibah alam, tetapi dari apa yang masih tersisa saat inipun kita dapat membayangkan kejayaan macam apa yang dimiliki daerah ini dimasa lampaunya.

Dan saya ternyata salah paham, karena negara bekas kerajaan Hindu dan masih kuatnya kepercayaan masyarakat  terhadap benda,saya pikir masyarakat sekitar daerah sini masih penganut Ajaran Hindu, dan saat saya tanyakan kepada mas Rovik, dia tertawa

"wah, alhamdulillah, masyarakat sini mayoritasnya penganut Islam mbak"

Oh,stupid me.1200 tahun.bukan waktu yang sebentar untuk sebuah perubahan besar.

Tapi hari itu kami hanya mengunjungi 2 buah candi.candi Bima, dan candi Arjuna.

Candi Bima adalah candi tunggal yang terletak di pintu masuk kawah sikidang.Saya dan kakak mengunjungi candi ini sementara mas Rovik dan abang solat jumat. Jadi tidak terlalu banyak cerita sejarah yang saya dapat tentang candi ini.
Hanya mengamati relief-relief yang terpahat dibatu-batu tua itu.Dan setelah beberapa menit mengamati dengan konsentrasi penuh, berharap bisa mempelajari pengetahuan yang tergores dibatu-batu itu, saya putuskan percuma karena saya tidak mengerti sama sekali. akhirnya yang saya lakukan hanya menikmati keindahan arsitektur sicandi dengan background langit biru cerah,lalu mengambil beberapa foto.

Sayang sekali ada beberapa bekas coretan dan tulisan yang dibuat dengan cat di dinding-dinding candi. Sedihnya.

Begitu solat jumat selesai, mas Rovik kembali menemani kami.Perjalanan dilanjutkan menuju candi Arjuna.

Ada candi tunggal yang letaknya berdekatan dengan komplek candi Arjuna, yaitu candi Gatot Kaca, tetapi kami tidak mengunjunginya.

Kami langsung menuju kompleks candi arjuna, mas rovik mungkin sedikit lelah, dan memutuskan menunggu dihalaman parkir sementara kami mengelilingi kompleks candi arjuna.

sedikit sayang, karena akhirnya lagi-lagi yang bisa saya lakukan hanya menikmati arsitektur dan view candi yang dilatarbelakangi barisan pegunungan di dieng.

Kompleks ini sangat terawat.Untuk menuju kekompleks ada jalan kecil untuk berjalan kaki yang dibangun dari paving blok, dikanan kirinya ditanami bunga-bunga cantik dan ada beberapa papan himbauan untuk merawat candi.Dikompleks ini terdapat 4 candi yang tersusun rapi dalam satu garis lurus.Simpel, tapi menarik.

Saat berkeliling, secara kebetulan saya berdiri si suatu titik dimana saya bisa melihat 2 candi dan diantara 2 buah candi itu terlihat mesjid dikejauhan. Pemandangan ini membuat saya tersenyum, ah, objek foto yang sangat menarik.sayang sekali saya tidak membawa kamera dengan kapasitas yang cukup bagus untuk mengabadikan pemandangan ini.

Sedikit pengetahuan tentang peradaban dahulu berkembang didaerah ini saya dapat di museum Dieng Kailasa, seorang petugas menemani kami berkeliling dan memberi penjelasan.

Isi museum ini seperti arca-arca dewa-dewi, patung,dan prasasti yang diyakini sebagai sisa peradaban kalingga. Ada juga beberapa dokumentasi keadaan kehidupan masyarakat dieng saat ini berupa artikel , foto, dan beberapa display lainnya.Museum ini juga memiliki ruang teater.Kami sempat menonton film pendek durasi 8 menit berupa dokumentasi daerah dieng.Dari film tersebut saya mengetahui bahwa bentuk candi tunggal yang simpel adalah ciri khas dari arsitektur yang sedang berkembang di india pada tahun yang berdekatan dengan berdirinya kerajaan kalingga.

Mas yang menemani kami bercerita kalau bangunan museum ini baru didirikan tahun 2008.Dulu, sebelum bangunan ini didirikan, arca-arca dihalaman, dan seringkali terjadi upaya pencurian.

Melihat museum dengan dokumentasi yang rapi yang memiliki ruang teater, masyarakat yang ramah, dan beberapa hal lain yang saya amati membuat saya menarik kesimpulan konsep pariwisata daerah sini cukup terstruktur dan rapi.

Dari museum kami istirahat sebentar mencari makan siang.

Sambil makan, mas Rovik bercerita beberapa hal tentang sisa-sisa peninggalan itu.
Banyak sekali kasus-kasus pencurian tetapi untuk sekarang  penindakan hukumnya sudah sangat tegas. Ada seorang warga yang harus dipenjara selama 35 tahun karena ketahuan menjual sebuah arca seharga 50 juta ke seorang warga belanda.

"untuk warga yang menemukan arca dapat imbalan ga mas?" iseng saya bertanya.

"enggak, makanya warga kalau menemukan benda-benda peninggalan kadang suka menimbun kembali ketanah" jawab mas rovik

oh.

walaupun tidak banyak mengerti tentang pengetahuan apa yang terkandung didalam peninggalan-peninggalan sejarah ribuan tahun itu,
ketika berdiri didepan candi-candi itu, menyentuhnya dan memperhatikan tiap ukiran yang dipahatkan , tanpa sadar muncul rasa kagum saya akan kehidupan 1200 tahun silam yang buktinya masih berdiri kokoh saat ini.1200 tahun lalu ketika teknologi-teknologi canggih belum berkembang, mereka sudah berhasil menemukan teknik membuat bangunan yang bisa bertahan ribuan tahun.
Saya membayangkan sebuah peradaban dengan kebudayaannya yang tumbuh, berkembang, mencapai kejayaannya, lalu punah entah oleh amukan alam atau karena serangan dari manusia lain, lalu muncul lagi dengan peradaban baru, tetapi sisa peradaban itu masih berdiri mengingatkan kita tentang betapa dunia sudah berkembang dari ribuan tahun lalu dan terus akan berubah kedepan.

Saya tidak pernah tinggal di kampung asal leluhur saya, tidak begitu banyak tau tentang sejarah leluhur. Beberapa kali pindah rumah dan pindah daerah, saya dibesarkan dalam keluarga yang terlepas dari ikatan adat dan tidak banyak terpengaruh oleh struktur dan aturan masyarakat,mungkin karena itu saya tidak memiliki ikatan rasa yang terlalu kuat terhadap adat atau garis keturunan kecuali keluarga inti saya,atau sebuah daerah.

Karenanya saya menyimpan kekaguman terhadap masyarakat dengan keterikatan yang kuat dengan masa lampau dan kesadaran yang tinggi untuk mempertahankan keaslian daerahnya, seperti masyarakat daerah dieng ini.

"mas, emang ga ada villa yah didaerah sini?"dan saya bertanya lagi.

"oh, enggak, udah beberapa kali ada yang minta izin bangun villa, tapi ga dikasih izin, takutnya bawa pengaruh buruk"

satu pandangan positif lagi.

ah,saya tertarik sekali.Banyak hal menarik tentang daerah sini dan masyarakatnya.
Peradaban ribuan tahun tidak mungkin bisa benar-benar dikenali hanya dengan satu hari berada disana.Jadi saya membuat janji dengan diri saya untuk kembali lagi kesana untuk jangka waktu yang lebih lama.

~bersambung

Dieng Plateau (Part 2-Hidden Paradise)

Perjalanan kali ini saya bersama 2 orang kakak saya.Setelah sebelumnya menjadi turis di Jogjakarta,kami menggunakan travel seharga 45ribu/orang menuju kota Wonosobo. Dari wonosobo ada semacam elf kecil yang menuju Dieng tetapi hanya beroperasi sampai sore.Karena kami baru sampai dikota wonosobo pukul 10 malam kami mencari penginapan di Wonosobo (Hotel petra dekat alun-alun kota, biaya penginapan 180K untuk kamar kapasitas 3 orang, dengan air panas dan TV) .Kami baru berangkat menuju Dieng pukul 8 pagi keesokan harinya,  yang sayang sekali karena kami melewatkan kesempatan melihat sunrise Dieng yang katanya bagus. Sekitar pukul 10 kami sampai di Dieng Kami membayar 20 ribu bertiga untuk biaya transportasi (Kayaknya kemahalan, karena info yang saya dapat biasanya biaya transportasinya 4-5 ribu/orang).

Turun dari Bis masih sedikit mengantuk dan disambut udara sejuk sepoi sepoi .Jelas apa yang sangat kami butuhkan saat ini, Kopi.hehe.

Dan  untuk 3 kelas kopi dan semangkuk mie ayam+bakso, kami cuma membayar 10k- wew, murah sekali ya ampun.

Informasi tentang  transportasi kami dapatkan di sebuah kantor pusat Informasi di seberang jalan warung bakso. (Saya lupa nama kantornya, tetapi posisinya persis di pertigaan jalan).
Disini kami ditawarkan motor dan jasa guide yang mengantarkan mengitari daerah dieng.Biaya yang ditawarkan 50 ribu/motor diluar biaya bensin  dan guide 50 ribu/hari.Karena harganya standar, kami langsung sepakat tanpa menawar dan memulai perjalanan mengitari daerah dieng dengan menyewa 2 motor dan seorang mas2 guide yang memperkenalkan diri sebagai mas Rovik.

Tujuan pertama kami adalah telaga warna.

Telaga warna adalah sebuah danau sulfur yang terbentuk dari kawah yang mati. Disebut telaga warna karena sering memunculkan warna merah, hijau, biru, dan putih, tergantung cuaca.Dari sini pemandangannya indah sekali.

Di dekat telaga warna ada goa jaran,goa sumur dan goa semar.

Goa semar dipagari kunci gembok. Karena dikeramatkan oleh warga setempat, jadi hanya orang tertentu yang boleh masuk, biasanya untuk meditasi.

Katanya  almarhum mantan presiden soeharto yang penganut Islam Kejawen dahulu sering meditasi di goa ini. Tokoh publik lain yang pernah bermeditasi di goa ini yaitu Mantan Presiden Megawati dan Artis Mayang Sari (??biar tambah cantikkah??).Kalau para tokoh-tokoh ini sedang bermeditasi, pengawasan goa jadi super ketat.

Di telaga warna ada sebuah batu yang dikenal dengan sebutan Batu tertulis, katanya jika kita menulis dengan sepenuh hati dibatu ini, permintaannya bisa cepat terkabul seperti perantara antara manusia dengan Gusti Allah.
Untuk ini saya cuma menanggapinya dengan  tersenyum, tanpa ingin mencoba.Saya percaya  hubungan Tuhan-manusia adalah hubungan personal  tanpa membutuhkan perantara atau simbolisasi, kepercayaan seperti itu seperti asimilasi antara  kebudayaan animisme dengan kebudayaan Islam.Tapi saya menghargai orang masing-masing dengan kepercayaannya.

Mas Rovik juga cukup mengerti ketika tidak seorang pun dari kami  menuliskan permintaan di batu,

"ya balik kepada masing-masing percaya atau enggak, saya termasuk orang yang masih percaya"sambil tersenyum.

Mas rovik bercerita banyak sekali selama kami ditelaga ini.

Salah satunya tentang musibah erupsi sebuah kawah didaerah Dieng yang menewaskan ratusan orang.Kekayaan alam sekaligus ancaman diam-diam terhadap kehidupan masyarakat.Karenanya sekarang, ada beberapa kawasan yang tidak boleh dijadikan pemukiman.

Penebangan pohon tanpa izin merupakan tindak kriminal berat di dieng, akan ditindak tegas.

Lalu ada lagi cerita tentang anak-anak berambut gimbal.Saya pernah mendengar tentang ini dari tulisan salah seorang teman.Jadi ada beberapa orang anak yang secara misterius tumbuh rambut gimbal dikepalanya pada usia tertentu, biasanya anak perempuan. Rambut gimbal ini tumbuh beberapa kali dan tiap kali tumbuh akan menyebabkan si anak sakit panas. Tiap tahun, ada sebuah upacara untuk pemotongan rambut gimbal ini. Tapi untuk memotong rambut harus dari keinginan si anak, karena jika tidak maka rambut gimbal akan tumbuh lagi dengan disertai rasa sakit yang lebih dari sebelumnya.Rambut gimbal yang telah dipotong biasanya dibuang melalui upacara ditelaga warna.

Dari telaga warna kami melanjutkan perjalanan ke kawah sikidang dengan membayar biaya retribusi 6k/orang.

Kawah sikidang berupa area kawah aktif . Dari jauh terlihat uap sulfur mengepul keatas dari banyak sumber. Bau belerangnya tercium kuat sekali bahkan dari tempat parkir.Tetapi kawah ini masih aman untuk didekati karena uap sulfur yang keluar langsung bercampur dengan udara terbuka sehingga kosentrasi sulfur tidak sampai pada tahap membahayakan.Berjalan sedikit kearah atas kita dapat melihat kolam sulfur aktif dengan diameter +/- 3 meter dengan lumpur sulfur yang mendidih.Sulfur, dan panas, tampak seram dan berbahaya sekali.Disekeliling kolam diberi pagar kayu agar pengunjung tidak berada terlalu dekat dengan kolam sulfur.

Pertanyaan saya yang pertama muncul
"ada yang pernah mati disini ga mas?"

"wah, ada mbak.beberapa kali.tapi biasanya memang niatnya bunuh diri.Pernah dulu ada 2 orang yang  pacaran bunuh diri disini karena hubungannya ga direstui orang tua."

waduh.tragis sekali.

Dari kawah sikidang mas rovik dan abang menuju mesjid sementara saya dan kakak kembali berkeliling sembari menunggu solat jumat selesai. 

Dieng Plateau (Part 1-Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama)

Ada beberapa kota yang membuat saya jatuh hati padanya hanya dalam beberapa jam saya menginjakkan kaki ditanahnya.Atmosfer udaranya terasa akrab dan menghadirkan rasa nyaman, dan kota-kota ini membuat saya ingin untuk kembali kesana lain waktu.

Malang untuk udara yang sejuk seperti bandung tetapi dengan versi yang lebih rapi tanpa macet, Bali untuk mataharinya dan untuk tiap aspek kehidupannya yang dihiasi seni dan aroma liburan yang terasa dimana-mana,dan jogja untuk keramahan penduduknya dan gaya hidup sederhana yang menyenangkan. Dan satu lagi kota masuk dalam daftar saya, saat ini Dataran Tinggi Dieng.

dan yap, hanya dalam satu jam saya berada di daerah ini. saya langsung memutuskan,saya jatuh hati!

Referensi tentang daerah ini pertama kali saya dapatkan ketika turun dari gunung sindoro yang berada dikota wonosobo,kota yang berjarak 46 km dari Dieng. Sang penjaga gunung menanyakan tujuan kami selanjutnya lalu menawarkan perjalanan ke Dieng , sayang waktu itu kami terburu waktu. Dan promosi sang penjaga gunung membuat saya mencatat dieng sebagai tempat yang harus saya kunjungi suatu saat nanti.Beberapa waktu belakangan juga ada rekan yang sedang gencar mempromosikan Dieng sebagai salah satu tempat wisata, promosi yang menarik dan membuat saya semakin ingin ke sana.
Dan akhirnya saya mengunjungi tanah Dieng pada tanggal 26 Mei kemarin  (finally).

Point positif pertama yang muncul:

Udara yang sejuk dan tentu saja seperti kebanyakan daerah wisata di  Indonesia, like we all know,bentangan alam yang indah.

Dieng adalah dataran dengan rata-rata ketinggian 2000 mdpl. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Kalo musim kemarau (biasanya juli dan agustus), suhu udara pagi bahkan dapat mencapai  0 °C di pagi hari. Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif. Kawah tersebar di banyak titik, dan sebagian besar diantaranya adalah kawah aktif.Potensi ini dimanfaatkan oleh pertamina untuk membuat pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Selain dari pariwisata, mata pencaharian masyarakat daerah sini adalah bertani dengan hasil utamanya adalah kentang.Saat mengelilingi kota dieng, kita bisa melihat pertanian kentang dimana-mana.

Saya hanya menghabiskan sehari didaerah ini,bukan waktu yang lama, tetapi  cerita-cerita disampaikan oleh guide kami selama menemani perjalanan dan berinteraksi dengan masyarakat  walaupun tidak banyak, dan kesimpulan yang akan saya sampaikan ketika bercerita pada orang lain :

Masyarakat yang menjaga orisinalitas, arif terhadap lingkungan dan warisan budayanya, menjaga orisinalitas, dan teramat ramah terhadap orang asing. Dan walaupun daerah ini merupakan daerah wisata ,tetapi tidak komersil terhadap pengunjungnya. Harga-harga makanan, penginapan,  transportasi, dan akomodasi atau jasa lain tidak "tourist minded" seperti kebanyakan daerah wisata, menyenangkan sekali.

Perpaduan antara udara yang sejuk, bentangan alam yang unik, dan warisan budaya ribuan tahun.