Rabu, 02 Januari 2013

Highheels Jahanam

Saya beritahu anda bagaimana cara bekerja highheel dan kenapa benda ini menjadi salah satu properti utama benda kecantikan saat ini :

Arsitektur highheel membuat penggunanya berada dan bertahan dalam posisi menjinjit (tumit naik keatas). Posisi seperti ini otomatis akan membuat punggung berdiri tegak, yang dalam hal ini merupakan posisi yang bagus dan enak dilihat. Posisi seperti ini juga membuat otot paha, betis, dan bokong mengencang,  sehingga tentu saja membuat penggunanya terlihat lebih "seksi", yang demi kesopanan dan memudahkan pemasaran, diperhalus menjadi kata "cantik". Nah, wanita mana yang tidak mau terlihat "cantik"?

Tapi tentu saja ada harga yang harus di bayar untuk hal ini : betis, paha, dan punggung yang tegang setengah mati, belum lagi bula-bula atau lecet-lecet karena sepatu tidak cocok, beruntung jika tidak sampai mengalami varises.Sounds unlogic? Sayangnya, tidak ada logika yang perlu digunakan dalam hal ini, kami para manusia dengan kromosom xx, dilahirkan dengan insting untuk tampil "cantik" dan "menarik". Dan percayalah, wahai kaum adam, wanita rela melakukan banyak hal dan menahan berbagai penderitaan-penderitaan demi sebuah kata "cantik", bukan masalah, demi sebuah perasaan tampil "cantik" dan "menarik". Beautiful is pain,yes. We all accept this is as ultimate way to look fabulous.

foto dari www.saatini.com

Sayangnya, saya tidak bisa tidak terpengaruh dengan konsep ini. Gen XX dalam dna saya membuat ide "harus" terlihat cantik menguasai otak saya dengan sangat mudah. Bisa ditebak kelanjutannya, meskipun kaki lecet-lecet betis tegang, setiap kali saya jalan ke toko sepatu, tetap saja saya yang menarik perhatian saya adalah etalase yang memajangkan sepatu dengan hak bersenti-senti.

The idea about beautiful is really silly but we accept it.

In spite of all, saya masih bisa menahan rasa nyeri ini. Yang bikin saya super keki adalah ketika keadaan mengharuskan saya untuk bergerak cepat sementara sepatu-sepatu ini tidak bisa diajak bekerja sama. Tampaknya saya harus belajar banyak pada para wanita di film-film eksyen bagaimana bergerak cepat, berkelahi dan berlari kencang dengan sepatu belasan centi mereka.



Tidak ada komentar: