Kamis, 04 April 2013

Sabar, Ajar

Musa berkata kepadanya (Khidr) : bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi)petunjuk? (18:66)

Dia menjawab (Khidr), “sungguh engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku” (18: 67)


Itu bagian favorit saya dalam surat Alkahfi. Part ini menjelaskan kisah nabi Musa a.s bertemu lelaki bernama Khidr, dan meminta untuk bisa belajar kepadanya. Lelaki itu menolak karena menganggap Musa tidak cukup sabar untuk belajar kepadanya (ayat 67). Kelanjutan kisahnya adalah Khidr menerima Musa a.s sebagai murid dengan syarat Musa a.s tidak mempertanyakan akan keputusan-keputusan yang diambilnya. Ternyata nabi Musa a.s tidak cukup sabar, untuk tidak bertanya. Dia terus-terusan memprotes sikap lelaki ini yang dia anggap aneh. Diakhir perjalanan, sebelum perpisahan, Khidr menjelaskan maksud dari keputusan-keputusan yang diambilnya.

~~~~
Saya bukan orang yang cukup sabar dalam belajar. Kecenderungan saya, ingin secepat-cepatnya mengerti, memahami. Pun ketika menghadapi sikap seseorang, saya cepat mengambil asumsi akan alasan orang tersebut bersikap seperti itu. Dan kecenderungan seperti ini sering menyesatkan saya kepada berburuk sangka.

Ya, seperti itulah. Memang harus ada sabar, dalam ajar.



 

Tidak ada komentar: