Sebagai bagian dari
kawula berusia 20-an, salah satu topik yang harus dan sangat sering saya
temukan dilingkungan pergaulan teman sebaya dan keatas adalah mengenai menikah.
Topik ini muncul diantara ejekan sehari-hari, (selalu menjadi) topik utama
diwaktu reuni dengan teman-teman lama, atau ketika ada teman sepantaran yang
tiba-tiba curi star, yang mana dengan suksesnya menghadirkan galau lokal pada
teman-temannya yang lain yang belum mendapatkan kesempatan.
Well, sebelum saya
melanjutkan ngemeng-ngemeng ini, harus saya perjelas terlebih dahulu, mohon
jangan salah artikan apa yang saya bicarakankan ini ini sebagai curhatan galau,
pandanglah ini sebagai hasil observasi iseng terhadap lingkungan, pembicaraan
ala orang dewasa yang saya lakukan dengan diri saya sendiri, dan tentu saja sekedar intermezo disela waktu
senggang saya yang berlimpah ruah saat ini, oke? :D
Nah, ada beberapa poin
yang sering dibahas terkait dengan isu ini diantara teman-teman, Saya akan coba
menceritakan 4 diantaranya. Ada 2 sumber dari
semua pertanyaan dan pernyataan yang
akan saya ajukan dibawah , pertama hasil pemikiran saya sendiri (yang mana
merupakan hasil –uhuk- pengalaman hidup saya), kedua hasil observasi saya
terhadap teman-teman dilingkungan saya (yang tentu saja tetap dipengaruhi oleh
kemampuan saya menginterpretasi informasi, haha). However, ini adalah isu super
sensitif ketika anda berusia 20-an dan hidup dinegara dengan budaya seperti
Indonesia, ada beberapa hal yang akan saya sampaikan mungkin (pasti) akan
memunculkan pro dan kontra dari teman yang membaca, tapi bukankah dalam
mencapai pengertian yang lebih baik, manusia harus menyampaikan pandangannya
terlebih dahulu?
Pertama, berapakah
usia menikah ideal?
25.Itu standar ideal
Indonesia.Di dunia nyata, pandangan orang-orang bervariasi sekali. Bisa lebih,
bisa kurang. Saya menemukan banyak sekali teman saya yang ingin menikah di usia
20 awal. Alasan yang dikemukan macam-macam. Berikut listnya.
- Alasan agama -ini yang paling banyak-,
- karena merasa sudah siap dan merasa ga guna lagi pacaran lebih lama *bisa jadi bagian dari alasan pertama juga*,
- sebagai wujud komitmen *bisa jadi bagian dari alasan pertama juga*,
- karena sudah sangat cinta dan yakin dengan pasangannya
- biar usia anaknya ga jauh-jauh sama dia jadi bisa jadi teman dekat sama anaknya *my friend, yositalida said it, I count it as good reason dear , =)
- karena pengen aja - khayalan paling romantis yang ingin diwujudkan- (biasanya cewek),
- ada yang karena pengen segera melanjutkan pendidikan (yang ini biasanya cewek, karena takut ga laku kalo udah keburu “ketinggian”)
- *silahkan ditambah*
Tapi jangan salah,
kenyataannya banyak juga orang yang tidak mempermasalahkan usia lebih dari 25
tahun untuk menikah.Alasannya,
- lebih baik menikah dalam keadaan sudah mapan
- Mencari pasangan yang terbaik
- Lebih matang lebih baik
- Tidak merasa usia adalah masalah dalam pernikahan,
- Anything else?
Yah, saya tidak
menemukan banyak variasi alasan untuk golongan ini.
Catatab: Seorang bisa
memiliki satu atau beberapa alasan sekaligus.
Saya penganut
demokrasi, jadi jawaban untuk pernyataan inti saya untuk topik ini, menurut
saya dikembalikan kepada kepercayaan masing-masing.Karena menikah adalah
pilihan hidup, apapun pilihan orang harus dihargai bukan?begitulah cara
demokrasi bekerja. *Maafkan sifat diplomatis saya,tidak tertolong, =) *
Hal yang menarik
perhatian , sepertinya pemilihan usia menikah cenderung dipengaruhi oleh budaya
di keluarga dan terutama orang tua. Sebagai contoh ,rata-rata keluarga saya
menikah pada usia di atas 25, ibu saya menikah di usia 27, dan dalam pikiran
saya, normal-normal saja jika seseorang menikah diusia lebih dari 25, atau
lebih dari 30. Seorang teman saya, ibu nya menikah di usia 20 tahun, dan
keluarganya rata-rata menikah di usia kurang dari 25, karenanya dia merasa aneh
jika wanita menikah terlalu tua. Atau seorang teman, bapaknya menikah di usia
32, dan dia bercita-cita menikah di usia 35 *Dan pacarnya berkali-kali ngambek
tiap dia bercanda dengan hal ini , :-P *.
Selain keluarga dan orang tua, tentu
saja yang berpengaruh adalah lingkungan.Jika teman-teman dilingkungan seseorang
kebanyakan memilih menikah pada usia muda, cenderung si dia kepengin nikah
muda, berlaku kebalikan.
Personal-thing nih,
saya memiliki respek khusus untuk mereka yang mengkongkritkan keinginan
mereka menikah diusia relatif muda. Untuk yang cowok, saya memandangnya sebagai
cowok gentel yang berani untuk berkomitmen dalam usia muda. Untuk yang
perempuan, saya memandangnya sebagai seseorang yang level kedewasaannya naik
satu tingkat lebih dari teman-teman yang sepantaran yang belum menikah, ada
sangat banyak hal yang seorang wanita lepaskan ketika memutuskan menikah, dan
hanya yang sudah cukup dewasa berani melakukannya .Yang saya tahu saya ga sanggup melakukannya.
Pertanyaan usilnya,
sudahkah anda menentukan pada umur berapa anda ingin menikah disertai alasan
yang “masuk akal”? :).
To be continoued to
part 2.
·
P.s :
Inspirasi menulis ini dari berita pernikahan seorang kakak angkatan yang ga
disangka-sangka , kk Muhammad Arif, koordinator asisten sy di lab dulu, dan
sesama warga sunken court- Happy for him. Yang jelas undangan dia berhasil membuat beberapa orang tertantang
untuk segera menyusul =))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar