Jumat, 10 Agustus 2012

Journey to the northeast (1)-Perjalanan

Akhir Juli lalu saya mendapatkan kesempatan untuk melihat pulau Borneo pertama kalinya.Hamdalah.Tuhan maha baik. Walaupun tujuan untuk urusan kerjaan, tetap menyenangkan.

Borneo yang saya kunjungi yaitu Pulau Sebatik, pulau perbatasan Indonesia dengan Malaysia, bersebelahan dengan pulau Nunukan.Si saya berangkat berdua dengan homemate, DeTe. Kerjaan kami disana yaitu mengukur kualitas air dengan beberapa meter, sampling ekosistem, dan mengumpulkan beberapa info seputar kehidupan sosial ekonomi masyarakat.*Ga ada elektro-elektronya haha*



     

Pelajaran pertama yang saya dapat dari perjalanan kali ini, adalah bahwa Indonesia itu benar-benar super duper luas.Perjalanan menuju sana memakan waktu seharian , benar-benar seharian.Padahal sudah menggunakan pesawat. L .Nah ini baru Bandung-Kalimantan, bayangkan kita melakukan perjalanan dari Aceh ke Papua.

Kami berangkat dari Bandung jam setengah tiga pagi , menuju bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Tiket penerbangan kami pukul 07.20 Wib dengan tujuan bandara Tarakan, bandara terdekat dari sebatik yang bisa tersedia penerbangannya dari Jakarta. Dalam perjalanan menuju Tarakan, pesawat transit terlebih dahulu di Balik Papan. Kami sampai di Tarakan pukul 13.00 WITA.

Dari Tarakan, terdapat beberapa alternatif transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Sebatik: 
  1. *Pesawat Tarakan-Nunukan (+/-15 menit)
    *Perahu Motor Nunukan ,Sei Jepun - Sebatik, Mantikas  (+/- 30 menit)
    *Taksi Mantikas-Kota Sei Nyamuk (+/- 1 Jam)

    Terdapat 2 maskapai penerbangan Tarakan-Nunukan. Susi Air dengan jumlah penerbangan 2 kali sehari, Pukul 13.00 Wita dan pukul 15.00 Wita, dan satu lagi saya tidak tahu namanya apa. Penerbangan skala kecil.
  2. *Speed Boat Tarakan-Nunukan (+/- 2,5 jam)
    *Perahu motor Nunukan ,Sei Jepun - Sebatik, Mantikas
    *Taksi Mantikas-Kota ,Sei Nyamuk

    Speed boat Tarakan-Nunukan atau disana disebut dengan nama Bus air ada setiap jam dengan penyeberangan terakhir jam setengah dua setiap harinya.Untuk perahu penyebarangan Munukan-Sebatik tidak terdapat jadwal tetap, perahu akan berangkat jika penumpang sudah lebih dari 5 orang.
  3. Speed boat Tarakan-Sebatik ,Sei.Nyamuk (+/- 3 jam). Speed boat ini tersedia setiap hari kecuali minggu, dengan jadwal penyeberangan terakhir jam setengah dua.
Kami menggunakan alternatif kedua karena tidak mendapatkan tiket pesawat dan tidak terdapat speed boat langsung ke kota Sei Nyamuk pada hari itu.Pukul 14.00 Wita dari pelabuhan Tarakan dan sampai di pelabuhan Ferry Sei Jepun pukul 16.30 Wita.



Speed Boat /Bis Air Tarakan-Nunukan

16.45 Wita menyeberang ke Sebatik dan sampai di dermaga Mentikas Sebatik pukul 17.10 Wita. 


Pelabuhan Ferry Sei Jepun , Pulau Nunukan


Dermaga Mentikas, Pulau Sebatik

Kesan pertama yang saya dapat hari itu yaitu suasana kampung nelayan yang sangat terasa ketika naik ke dermaga.Bau laut dan ikan, serta rumah-rumah panggung yang dibangun diatas air menyatu dengan jembatan dermaga, orang-orang dengan kulit legam terbakar, khas sekali. Dan tentu saja cuaca panasnya,ampyunn deh.Puasa terberat untuk bulan Ramadhan kali ini, untung masih kuat.hehe. Kami menunggu taksi yang sudah dipesankan oleh contact person kami disana diwarung di gerbang dermaga. Sopir-sopir Taksi yang mangkal disana langsung mengajak kami berbincang. Ramah-ramah sekali, walaupun kami tidak menggunakan jasa mereka. Mereka bahkan menawarkan menjaga barang-barang kami selagi kami solat. 

Nah, biar ga salah kaprah, Taksi disini tidak seperti yang kita temukan di kota, Mobil yang digunakan untuk taksi disini seperti mobil Avanza dan Innova, dan tentu saja tidak menggunakan Argo.Tarifnya tetap, untuk Mentikas-Sei Batik biayanya yaitu 50k/orang. Selain itu, cara kerjanya seperti angkot, jadi masih akan menaikkan penumpang selama ada bangku kosong. Mungkin lebih tepat disebut angkot premium daripada taksi.:D

Ada hal lain yang menarik perhatian saya hari itu yaitu  : produk Malaysia yang terlihat dimana-mana! Di luar warung ada tumpukan elpiji Shell dan Petronas. Aneh bin lucu.Di warung juga ternyata banyak sekali jajanan dari negara Jiran sana. Dari mas-mas yang mengajak kami berbincang kemudian saya mengetahui bahwa ternyata memang warga pulau ini lebih senang belanja ke Malaysia, karena harganya lebih murah dan lebih mudah diakses. Untuk menyeberang ke Malaysia dari Sebatik tidak harus menggunakan passport, tapi cukup mengurus surat perlintasan dengan biayan 100 ribu/perjalanan.  Kota yang biasanya dikunjungi yaitu Tawau, dari Sei Nyamuk hanya setengah jam menyeberang dengan menggunakan speed boat

Elpiji Petronas , Warna tabungnya Pink Ijo :D

Ternyata semenjak isu mengenai perbatasan mulai ramai mencuat, banyak sekali proyek-proyek dan penelitian yang dilakukan di daerah ini, tetapi dari perbincangan ini saya mendapatkan kesan bahwa walaupun proyek-proyek dan pendatang yang lalu-lalang di pulau ini bukan lagi hal asing, tetapi mereka masih bingung dengan tujuan proyek-proyek dan kedatangan orang-orang yang dirasa belum mendatangkan manfaat apa-apa bagi mereka. Bagi mereka, keadaan dipulau mereka sebelum dan sesudah isu perbatasan aman-aman saja, tidak seheboh seperti yang sering diberitakan di TV. Menarik sekali, mendengarkan cerita dari sisi yang berbeda. Saya bahkan tidak mengikuti perkembangan isu mengenai perbatasan ini, what a shame.

Taksi kami tiba pukul 17.30 Wita, perbincangan dengan mas-mas tersebut berhenti.Perjalanan menuju kota Sei nyamuk selama satu jam, kami sampai  pukul 18.30 Wita. Alhamdulillah, waktunya berbuka. Kami menaruh barang di tempat penginapan, Hotel Queen, lalu langsung kabur nyari makanan yang sudah dibayang-bayangkan dari Bandung, Seafooddd :D.


Hotel Queen Sei Nyamuk, Pulau Sebatik

Tidak ada komentar: