Tampilkan postingan dengan label sebuahsudutpandang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sebuahsudutpandang. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 September 2011

celebrate, celebration

"Why human do celebration?"
saya sedang berdiri ditengah keramaian sebuah acara pernikahan disebuah gedung yang didekor dengan apik, dengan penerangan satu lampu halogen per luas area 1 meter persegi, dengan suksesnya menimbulkan kesan mewah,nyobain hidangan ini itu yang enak-enak,sesekali memperhatikan pengantin wanita yang super cantik dengan dandanan dan pakaian berkilau-kilau.Dan lalu pertanyaan random itu tiba-tiba muncul dikepala saya.
Pikiran saya lalu jalan-jalan ke beberapa waktu lalu saat idul fitri.
Seperti kebanyakan keluarga lain, biasanya anggaran keluarga saya membengkak waktu lebaran Idul fitri.Kebetulan ibu saya tipe ibu-ibu aliran konservatif dalam artian harfiah yang kalo lebaran pengennya segala sesuatu maunya baru : baju baru, sepatu baru, mukena baru, sampe taplak meja kalo bisa juga baru. Masak serba-serbi dengan kuantitas berlebih.Ditambah lagi dengan ongkos pulang kampung yang harganya menguras kantong.Demi yang namanya lebaran. Yap,that was the way we're celebrating Lebaran.
different question,same line,
 "budaya mana ya, yang ga punya tradisi perayaan?"
Dari utara,selatan,barat,timur, semuanya punya tradisi perayaan.Dari jaman dahulu-dahulu sekali.Nambah jaman perayaannya makin bervariasi.Coba jaman sekarang, apa yang ga dirayain?Lahiran dirayain, ulang tahun dirayain, lulus sekolah dirayain, wisuda dirayain, nikahan dirayain,punya cucu dirayain. Di beberapa budaya di Indonesia, bahkan udah masuk kubur pun masih dirayain.
Saya lalu melontarkan pertanyaan ini di social network,3 teman meresponse pertanyaan saya :
#B'coz there is something special in every event ..?
#Sebuah bentuk ekspresi..tidak lebih...
#Karena ga  ada selebrasi gol yg tercipta jadi biasa.,dan biasa itu GA KEREN BGT!

Dengan anggapan semua pendapat yang dikasih teman-teman saya itu benar dan karena hampir semua orang dibumi ini dari jaman dahulu hingga sekarang melakukan perayaan,saya simpulkan manusia (normally) memiliki keinginan membuat spesial setiap moment dalam hidupnya, mengekspresikan rasa,dan selalu ingin membuat hidupnya menjadi lebih dari sekedar biasa .
Tidak ada yang ganjal toh, sifat-sifat yang sangat normal dan dapat diterima.
Tapi begini, perayaan itu identik dengan menghabiskan uang.Lebih sedih,kalo kita melakukan perayaan diluar kapasitas kita, menguras kemampuan kita untuk membuat perayaan.
 Apa iya kita mesti memboroskan uang untuk membuat sebuah moment "terlihat spesial dimata orang lain ",atau untuk mengekspresikan rasa kita,atau untuk membuat sesuatu menjadi luar biasa?
 saya kasih 3 argumen
Pertama memboroskan uang adalah kesia-siaan
Kedua, kalaupun kita ga bermasalah dengan keuangan, bukankah semua uang yang kita keluarkan itu kita ubah menjadi bentuk materi? semua materi berasal dari alam, lalu setelah dipakai biasanya si materi berubah bentuk menjadi materi sampah yang merupakan materi yang tak berguna. bukannya kita membuat bumi ini semakin "kurus", dan semakin penuh dengan barang tak berguna?
Ketiga, bukannya semua hal itu ujung-ujungnya hanya menjadi kepuasan "semu" yang sifatnya sangat sementara?
Salahkah tradisi perayaan?
Tampaknya perayaan bukan cara yang salah juga untuk mengekspresikan rasa,tapi mungkin yang perlu kita evaluasi lagi bentuk perayaan yang kita bikin.Sesuai kapasitas kitakah?Lalu, makna dari perayaan itu sendiri kita benar-benar dapat?
Sayang dong kalo kita melakukan perayaan cuma karena tradisi,apalagi sampai memaksakan diri.(Paling ngenes itu budaya peringatan kematian ,.Apalagi kalo keluarga yang ditimpa kemalangan dari ekonomi lemah.Hadeh, udahlah ditinggal orang yang disayang, mesti utang sini situ buat memperingatinya). Lebih sayang lagi, kalo kita melakukan perayaan cuma untuk melihatkan kemampuan keluarga kita sama orang lain.hadoh...
Pengertian kamus-ly dari perayaan adalah pesta (atau keramaian) untuk memperingati sesuatu.Bedakan dengan merayakan yang artinya memuliakan (memperingati, memestakan) hari raya (peristiwa penting)Kata dasarnya sama-sama raya, tetapi arti kata dan jenis katanya berbeda, yang satu benda, yang satu lagi kata kerja.
Bukankah sebenarnya tujuan kita dengan semua perayaan-perayaan itu adalah merayakan atau memperingati momen dalam hidup kita?Banyak alternatif toh buat merayakan moment dalam hidup kita selain membuat perayaan.
Dan kalaupun perlu untuk membuat perayaan,tidak ada salahnya mencukupkan diri dengan membuat perayaan yang sederhana,toh ada banyak cara untuk membuat sebuah perayaan lebih bermakna daripada sekedar pernak-pernik kemewahan.
So, what way will you choose to celebrate your life? celebration?

Rabu, 24 Agustus 2011

Percakapan yang Dihindari

Kalo lagi berkumpul dengan teman atau saudara,biasanya topik favorit si ibuk atau ayah adalah tentang anaknya.anaknya sekolah dimana,anaknya udah dapat prestasi apa,anaknya habis ngelakuin apa.hal-hal besar, sampe hal-hal kecil yang menurut saya ga penting.biasanya,yang lain menimpali dengan menceritakan anaknya.dengan tidak kalah semangat tentunya.

kalo udah sampe tahap obrolan kayak gini, biasanya si saya kabur atau pura-pura terlihat sibuk melakukan apa biar tidak terlibat percakapan.bukan apa-apa sih.tapi malunya itu loh.Belum kalo ceritanya kadang berlebihan atau beliau-beliau tercinta membuat kalimat yang tidak bohong tapi menimbulkan  interpretasi berbeda.

Dan saya seyakin-yakinnya,saya bukan satu-satunya yang melakukan ini.Suatu waktu saya pernah bertemu dengan bapak dari seorang kakak almamater yang sudah menikah dan punya anak.dan begitulah percakapannya, dapat ditebak.Si kakak dari belakang bapaknya hanya senyum-senyum malu dan risih.dan saat ceritanya mulai beranjak tentang hal-hal kecil mengenai dia yang mungkin bisa bikin malu,si kakak langsung mengalihkan pembicaraan.

"udah ah pak, malu.maaf ya, bapak emang suka gitu kalo udah ceritain anaknya.suka bikin malu"hehe.padahal saya sebenarnya senang-senang saja mendengarkan cerita sang bapak (Lumayan kan kalo bisa tau aib si kakak,buat bahan ceng-cengan,hehe)

Dulu waktu SMA saya pernah protes sama si ibuk, "mah, kenapa sih kalo udah ceritain soal anak semangat banget, kan malu mah akunya"

Si Ibuk menjawab dengan sedikit sewot, "apalagi sih yang bisa diceritain orang tua kalo bukan anaknya?masak yang gitu aja protes.kamu watu kecil banyak nangis mama ga protes kok"

Waduh.kalo jawabannya udah gitu saya langsung diam.dan sejak saat itu, saya ga pernah protes lagi soal kebiasaan orang tua yang satu itu.biasanya saya kabur,ato kalo kepepet mengalihkan pembicaraan.

Belakangan saya banyak melihat perjuangan teman-teman atau saudara yang telah menjadi orang tua mencurahkan seluruh tenaganya untuk menjaga si anak waktu kecil,giving everything, bahkan mimpi-mimpi mereka sekalipun.

Dan itu benar-benar bikin saya maklum dan pasrah menerima kodrat saya,bahwa dimata orang tua saya saya akan selamanya jadi milik mereka.yang diceritakan dan dibanggakan.

home, 24 agustus 2011.
Orang tua saya ga punya akun sosial network,untungnya.hehe.Love you both mummy daddy.muah

Rabu, 17 Agustus 2011

Strefoam dan wadah nasi


Didekat tempat tinggal saya saat ini ada sebuah warung makan dengan menu super duper enak dan selalu ramai oleh pembeli. Tapi diwarungnya ga nyediain tempat makan, jadi kalo beli makanan mesti dibungkus.Saat sahur hari pertama saya beli makan diwarung itu dan kaget karena pembelinya rame banget, sampe mesti antri segala.Dan ternyata begitu selalu setiap sahur besok-besoknya.

Saat antri mengantri ini, saya "realize something", saya baru nyadar (tidak dalam makna kata sebenarnya) betapa komunitas mahasiswa itu memang gede banget jumlahnya.Saya membayangkan segerombolan umat manusia dengan pola hidup yang hampir dapat di sama-rata kan dan jumlahnya yang seabreg-abreg.Asumsi 80% anak kampus ini tinggal dikos, dan 70% dari jumlah itu tidak mau repot-repot untuk masak dan berapa yang menggunakan bungkusan untuk membekal makanannya?( angka2 diatas adalah angka2 tidak akurat yang tidak dapat saya pertanggungjawabkan).

Balik ke warung makan yang super duper enak tadi,(sedihnya) memilih sterefoam untuk membungkus makanan. Memang praktis sih,tapi, ya olohhhhhh...Saya membayangkan jumlah sampah yang dihasilakan satu warung makan ini tiap harinya.Baru di satu tempat makan, belum ditempat makan lain. (Ga semuanya pake strefoam, tapi ya tetap aja sampah).Dengan angka yang saya bilang diatas, saya membayangkan  berapa banyak jumlah sampah yang dihasilkan sekumpulan manusia berpendidikan tinggi disekitaran kampus ini tiap kali waktu makan .

Makanya saya dan teman biasanya bawa piring atau tempat bekal untuk mengambil makanan (Otak saya menghasilkan visualisasi tentang racun-racun yang dihasilkan strefoam tiap kali melihat sterefoam, serius deh).Dan orang-orang sering sekali ngelihat aneh kearah kami yang bawa-bawa piring (padahal yang aneh kan bukan kami).Yah saya rela-rela aja dilihat aneh,sedikit berharap ada yang mulai kepikiran untuk bawa wadah sendiri dari rumah.tapi tampaknya sampai hari ke-17 puasa ini, kami masih hanya menjadi dua orang aneh yang tidak perlu diikutin.

Sungguh deh, saya heran.Kan bawa wadah sendiri untuk makan ga susah,toh kost-kostannya paling ga nyampe 3 menit jalan kaki dari si warung makan.heuheu.Saya pikir ini masalah kecil yang bisa dilogikakan dan dipikirkan semua orang. Tapi tampaknya mengerjakan tugas-tugas kuliah jauh lebih mudah daripada berusaha mengurangi sampah yang dihasilkan.

Ya begitulah.at least, mungkin yang paling mudah kita lakukan berhenti menggerutu melihat pemandangan tak enak setumpuk sampah di dekat salah satu bagian kampus ini,toh itu kan sampah kita.

p.s :
Correct me if i'm wrong, masih kaleng2 awak kakak

Senin, 11 Juli 2011

law of attraction- dalam hidup si saya

Si saya pertama kali mendengar tentang law of attraction dari sebuah film dokumenter berjudul "the secret", diproduseri oleh Rhonda Bryne.Dan kemudian jadi sedikit-lebih-paham setelah membaca bukunya.
 "The Law of Attraction is a metaphysical New Thought belief that "like attracts like", that positive and negative thinking bring about positive and negative physical results, respectively- wikipedia"
Pemahaman sederhananya, bahwa universe akan meresponse apa yang kita pikirkan, terlepas dari apa yang kita pikirkan itu negatif atau positif.jadi ketika kita memikirkan suatu pikiran, kita juga menarik pikiran-pikiran serupa ke diri kita.

 Contoh sederhana yang diberi dibuku, mungkin banyak dialami orang-orang :
Ketika kita mulai memikirkan sesuatu yang tidak terlalu kita sukai, dan semakin kita memikirkannya, tampaknya semakin memburuk? Ini disebabkan ketika Anda memikirkan sebuah pikiran, hukum tarik-menarik segera mendatangkan lebih banyak pikiran yang serupa kepada Anda. Dalam hitungan menit, Anda sudah mendapatkan begitu banyak pikiran tidak menyenangkan yang serupa dan membuat situasi tampak memburuk.

Sudut pandang sang penulis dalam buku ini adalah sebagai seorang kristiani, tapi saya menerimanya, karena menurut saya dalam Islam pun ada pemahaman-pemahaman yang prinsipnya sama.Seperti perintah untuk ber baik sangka (Husnudh dhaan) kepada Tuhan dan menjauhi yang namanya buruk sangka (Suu-udh dhaan).Atau perintah ikhtiar untuk mencapai keinginan dan tawakal sesudahnya.

Hukum-hukum seperti itu berlaku universal, karena memang setiap keyakinan yang benar mengajarkan kebaikan, hanya dalam bahasa yang berbeda.Dan saya yakin ajaran-ajaran lain juga mengajarkan hal yang sama.

Dan saya percaya pada berlakunya hukum ini. berkali-kali-kali-kali si saya mendapatkan kebaikan hidup.Saat saya dalam keadaan sulit atau terjepit, jika saya tetap bersikap tenang, atau ketika saya sedang struggle,berjuang buat keinginan, hidup menunjukan keajaiban dan keramahannya.Dan saya mengingat semuanya dengan baik.

Ketika dulu lulus SMA, saya ga ngedapatin kesempatan PMDK di UI karena ada kandidat yang lebih bagus daripada saya, saya nangis-nangis bombay sendirian dikamar (dulu ngebet banget pengen masuk Fisika UI kayak guru Fisika idola saya).Lalu si saya menghibur diri , mungkin Tuhan pengen si saya berusaha buat dapat yang lebih baik.Saya ingat dulu sampai solat istikharah lama saking kecewanya.hehe.Kemudian dengan dorongan teman,keluarga dan yang terutama si Kakak tercinta, saya berusaha yakin (atau nekad) ngambil pilihan pertama SPMB di STEI ITB yang passing gradenya waktu itu nomor satu di ITB.dan Lulus!.hamdalah,hamdalah, hamdalah, thanks God.you have better plan.

Once upon a time, ketika saya sedang iseng travelling sendirian ketimur sana naek kereta ekonomi yang lagi sepi.dan saya yang sendirian dan ceroboh, tidak memegang tas dengan benar, dan duduk dikursi yang dekat pintu jadi sasaran empuk jambret kereta.saya tertidur ketika si maling menarik tas saya lalu loncat keluar kereta (dan ketika kereta sedang berjalan!luar biasa memang yah orang kalo udah niat).semua barang saya didalam tas itu.waktu itu rasanya super bingung.ga nangis, ga teriak, ga marah-marah.cuma diem.Untung masih ada hp disaku celana saya dan duit beberapa ribu rupiah. dan saat itu satu-satunya yang saya pikirkan adalah : "stay calm fa!"  .jadi saya diem dan duduk tenang hingga stasiun terakhir.

Distasiun pemberhentian, si Ibu yang duduk sebangku dengan saya dari Bandung menemani saya melapor ke pos keamanan stasiun.Pak polisi memberi saya surat keterangan kehilangan buat free ticket naik kereta.Sebelum berpisah, si Ibu memberi saya duit Rp 50.000,-. Tuhan, baiknya si Ibu. saya sempat berbincang beberapa saat dengan si Ibu di kereta dan tahu sibu termasuk golongan yang kurang mampu. saya meminta alamat si Ibu dibandung, berharap saya bisa membalas jasa si Ibu nantinya. tapi si Ibu menolak.(ah,ibuuu). Sensasi rasa senang mendapatkan kebaikan setelah kesialan membuat saya segera merasa -okey,tenang,semuanya baik-baik saja. 

Ada lagi ketika saya benar-benar ingin jalan, tapi lagi miskin.Lalu nekad berangkat dengan uang pas-pasan.Pokoknya apa-yang-akan-terjadi-terjadilah.Diangkot menuju stasiun saya bertemu dengan bapak-bapak yang ternyata pencinta alam juga. Ngobrol-ngobrol sepanjang perjalanan menuju stasiun yang cukup lama, sebelum turun si bapak membayarkan ongkos saya dan memberi uang Rp 100K-, woaaaa.Ya allah, orang baik dimana-mana.

Dan sederet kebaikan-kebaikan lain yang Alam semesta berikan ketika saya sedang kesulitan atau ketika saya berjuang mewujudkan apa yang saya pengen selama saya yakin, tenang, dan terus berpikir positif.
Ada juga waktu-waktu dimana saya terus-terusan berpikir negatif, saya tidak bisa mengendalikan pikiran saya.dan tadaaaa,everything get worse,and worse, and more.saat saya khawatir, sampai nangis-nangis bego padahal yang saya khawatirin belum terjadi,make me feel so damn bad, mengacaukan rencana-rencana saya. sampai saya berhasil mengendalikan pikiran dan perasaan saya.lalu semuanya menjadi baik-baik saja.

Dan setelah semua itu,bagaimana mungkin saya tidak percaya :law of attraction, Husnudh dhaan, Suu-udh dhaan, apapun deh bahasanya, universe work that way : kita cenderung akan tertarik pada apa yang mendominasi pikiran kita , dan itu alasan kenapa kemampuan mengontrol pikiran dan perasaan adalah kemampuan yang wajib dimiliki.Bukan kemampuan yang mudah dimiliki.Orang-orang yang sukses dalam hidupnya, punya kemampuan lebih dalam hal itu daripada orang-orang biasa.Saya? jangan ditanya,masih jauh dari mampu mengendalikan pikiran dan perasaan.Untungnya Tuhan maha baik hati, memberikan saya banyak kebaikan.Dan jika saya ingin mimpi-mimpi saya terwujud, ya saya harus berusaha selalu buat bisa mengendalikan pikiran dan perasaan saya.
do you believe that kinda law?

Jumat, 20 Mei 2011

Mahameru - Pencapaian yang Sederhana

Ditahun yang sama saya menginjak puncak merapi, saya mencium aroma pagi di puncak mahameru.sebuah perjalanan biasa lain tetapi menyenangkan yang saya lakukan bersama 2 orang wanita menyenangkan dan aneh, yostal dan dinna.

Dan, perjalanan ini selalu membuat saya tersenyum-tersenyum bodoh setiap kali mengingatnya, jelas karena memang perjalanan itu mengesankan, kedua karena perjalanan itu selalu mengingatkan saya betapa sederhananya pemikiran kami (saya lebih tepatnya) saat itu.: keinginan bersenang-senang- melepaskan diri sesaat dari kesibukan dan tanggung jawab  -pencapaian dan kebutuhan akan pengakuan. remaja sekali.

Kapan ya rencananya dicetuskan?lupa. mimpinya sih backpacker-an bertiga keliling eropa.
sayangnya jalan menuju sana masih gelap,target diturunkan, dan jadilah semeru dan sempu penyemangat kami untuk segera menuju desember tahun itu. (2009 )

motivasi-motivasi tersembunyi saya untuk melakukan perjalanan ini yang membuat saya tersenyum konyol  mengingatnya.

alasan pertama

: karena memang ingin merasakan perjalanan bersama dua wanita extraodinary ini.*orang yang tahu rahasia anda terlalu banyak,-orang yang akan anda ajak ketika anda ingin melakukan hal menyenangkan *

alasan kedua

: .. "i need a sweet escape",

sejak bulan september tahun itu  saya mengurusi posko penanganan gempa bandung , dan sebulan berikutnya saat kerjaan diposko ini belum selesai, tanggung jawab datang lagi- gempa didaerah sumatera barat, kampuang tacinto. hampir 3 bulan, menghabiskan waktu bekerja dengan orang-orang yang baru saya kenal. mobile kesana kemari, ngobrolin konsep dan teknis sampai subuh, curi-curi belajar buat ujian diantara rapat-rapat, melayani orang yang datang tiap waktu ke posko., kerjaan di organisasi.really hectic. dan bukannya saya tidak menikmati kesibukan-kesibukan itu,but i  need a litle privat time - bersama orang terdekat saya. kabur dari kesibukan,hehe.-look irresponsible, eh?

alasan ketiga

: yang ini saya sebenarnya ingin menolak mengakuinya.tapi semakin saya menolaknya, semakin saya ditertawakan oleh si hati,"mau menolak kenyataan kalo lo pernah berada difase ini??"

semacam.. : "LOOK LOOK, i can do all by my self!!. i can do it!"

Konyol tidak?
Kalau sekarang saya melihat orang melakukan hal yang sama, saya akan jawab:KONYOL.
si  hijau yang butuh diakui bahwa dia bisa dan dia mampu.
Dan sepertinya menjadi obsesi tersembunyi saya tahun itu - ingin sekali mencapai tanah-tanah tertinggi negeri ini. Pencapaian yang terlalu sederhana- kalau saya ingat-ingat lagi sekarang.karena benar-benar hanya keinginan pribadi yang tidak banyak membawa manfaat  untuk orang lain.berkhianat sekali saya, "puncak seharusnya bukan tujuan, eh?".apapun deh, saya cuma pengen nyampe puncak saat itu.

Tiga alasan diatas, membuat saya bersemangat menuju desember.hayuk lah hajar.dan dinna yostal sama bersemangatnya dengan saya.
Kami sampai membuat sebuah buku jurnal bersama , isinya catatan kegiatan-kegiatan kami, persiapan-persiapan yang harus dilakukan, mengingatkan tanggung jawab yang mesti kelar,  curhat-curhat.hehe.Ngakak kalo sekarang saya dan dinna ngebaca lagi jurnalnya- "apa2an sih kita- naek gunung doang".Tapi juga senang, mengingatkan lagi semangat kami waktu itu.

Desember datang, dan kami benar-benar berangkat!setelah dua hari sebelum berangkat kami memutuskan membatalkan perjalanan karena waktu itu pekerjaan-pekerjaan ternyata belum selesai, lalu sehari sebelumnya ganti keputusan," hayo berangkat!-pokoknya semua pekerjaan beres hari ini!". dan kami benar-benar berangkat.

the greatest moment ,pagi hari jam setengah tujuh ketika kami mencapai puncak mahameru.
mendahului beberapa orang lain,

wooaaa. hellooooo java island!incredible!

sensasinya rasanya menyenangkan sekali, seperti mendapat banyak tambahan energi dan rasanya seolah saya bisa melakukan apapun saat itu.dan ketika kami sampai dipuncak waktu itu, pikiran selanjutnya yang muncul,"Next destination??"hehe.lupa,tanggung jawab dikota menanti.

padahal kalo diingat-ingat lagi sekarang,apa sih yang spesial dengan perjalanan mendaki semeru?nothing,  semua orang bisa kok, dengan sedikit persiapan fisik. tapi waktu berada di puncak, kami merasa hebat sekali.remaja memang.Puncak, pencapaian kami sesederhana itu saat itu.

Terlepas dari alasan-alasan bodoh yang saya sebut diatas, tujuan-tujuan sederhana, kelakuan-kelakuan bodoh, saya senang karena perjalanan ini terealisasikan.bertemu orang-orang baru, privat time bersama dua orang wanita extraordinary itu,mengenali lebih banyak,  berbagi cerita sepanjang perjalanan, melakukan hal-hal konyol , saat  kepepet butuh memanfaatkan orang terkadang dengan mengandalkan tampang2 mendayu ( ups.jangan dicontoh yah,hihi), menggembel di stasiun dan mesjid, pengalaman-pengalaman baru, kelelahan tapi senang.

Anggaplah itu satu fase,ketika apa yang ada diotak saya hanya tentang bersenang-senang dan pencapaian-pencapaian pribadi yang sederhana.
bukan hal yang saya ingkari, tetapi saya ingin berpindah dari fase itu.
Fase berikutnya saya ingin perjalanan bermakna lebih daripada sekedar beristirahat dari rutinitas,mengunjungi tempat-tempat baru, bersenang-senang.

terima kasih, belum pernah saya ucapkan langsung.untuk teman-teman dari unibraw, teman yang menemani hingga ke ranu kumbolo.teman teman ke puncak : om unu ,mbak maya, om budi dan beberapa teman lain. teman-teman di himpala, mapalanya unibraw yang memberi akomodasi kami selama di malang dan sempat direpotkan oleh teman2 kami yang pada waktu yang sama sedang mendaki ke arjuno,  teman-teman di satu bumi, mapala fakultas tekniknya UGM, atas tampungan selama 3 hari di jogjakarta dengan suasana hangat dan memperlakukan kami seolah keluarga. dan untuk semua orang yang saya temui disepanjang perjalanan yang membuat perjalanan selama 9 hari itu menyenangkan.:)


Senin, 09 Mei 2011

another opinion

"bagi seorang perantau, teman adalah keluarga yang harus dilindungi.
bagi pejalan kaki, tamu adalah raja yang harus dilayani."

treat peoples like that,
 maka kamu tidak akan pernah menjadi asing dimanapun kamu berada.:)

another opinion

"Otak encer itu mungkin sudah nasib, ditentukan dari sononya. Tapi sikap yang ramah dan murah hati itu jelas suatu pilihan..."
Status seorang dosen saya di fesbuk beberapa waktu lalu.dosen baik hati yang bersahaja dan proyeknya selalu seputar perbaikan infrastuktur untuk masyarakat-masyarakat low level.

Anak ITB itu pintar-pintar, cepat belajar, dan kreatif.tapi sebagian besar darinya bermasalah dengan bersikap sopan, rendah hati, kemampuan mengadaptasikan diri dengan orang lain,dan kemampuan bekerja sama.Dulu saya pikir itu asumsi sebagian orang luar saja, tapi di tahun ke-4 ini saya mengakui, itu benar adanya.

Dan kenyataan ini terkadang membuat saya sungkan dan malu saat berteman dengan komunitas-komunitas diluar kampus. Begitu banyak orang-orang hebat diluar sana, dan mereka masih bertahan dengan sikap rendah hati dan bersahaja.dan saya senang, saya punya kesempatan untuk belajar dari mereka.


Kamis, 21 April 2011

Eco Green Campus

Greenlife, salah satu perkembangan trend kemahasiswaan dikampus ini yang menarik untuk disoroti.
Punten sadayana, saya mau bersotoy2 ria :D.Tentang aksi Lingkungan hidup.

Kampus ITB  sudah launching menjadi Eco Green Campus. Banyak perubahan-perubahan di kampus ini yang sepertinya terkait dengan konsep ini. Officially, dari pihak kampus seperti mengganti lampu ditempat-tempat terbuka dikampus diganti menjadi lampu solarcell, penyediaan sepeda untuk transportasi dikampus,dan kalau memperhatikan,sering sekali diadakan seminar terkait efisiensi energi, environment, dll.

Dulu pernah juga himbauan untuk tidak menggunakan sterefoam untuk acara-acara dikampus, hiasan,atau bungkus makanan.Beberapa asisten dan dosen yang sudah memahami melakukan beberapa aplikasi,  seperti penggunaan reuse untuk laporan dan tugas atau mungkin cuma email saja.Prinsipnya, ubah pola hidup,ubah kebiasaan.being Green.

Selain green life,sebenarnya ada banyak lagi varian aksi yang tujuannya sama, aksi penyelamatan lingkungan,

Secara general, aksi ini diklasifikasikan berdasar objeknya. Manusia atau Alam.Green life, adalah contoh aksi yang menjadikan manusia sebagai objek perubahannya. Dengan pendapat gaya hidup manusia memiliki andil yang besar dalam kestabilan lingkungan hidup, fokus aksi ini adalah mengubah gaya hidup manusia agar lebih "ramah" terhadap lingkungan.Untuk aksi yang menjadikan alam sebagai objek perubahan, contoh yang saya tahu seperti Konservasi wilayah,atau penangkaran spesies langka, atau penyelamatan lahan kritis, (iya ga sih?hoho.Sepertinya ada teori2 ilmiahnya tentang ini,mungkin bisa ditanyakan sama anak2 Biologi ekologi,saya ga ngerti,T.T)
Aksi yang pertama mungkin lebih gampang diaplikasiin, bisa diintegrasikan dalam kesibukan sehari-hari kita, tapi untuk aksi yang kedua, butuh dedikasi total (mungkin karena itu kebanyakan orang yang melakukan aksi ini adalah orang dengan bidang keilmuan terkait, seperti Biologi).
Cuma sedikit yang saya ketahui.Punten ah, saya ga punya cukup ilmu untuk membahasnya secara ilmiah.
 Mencoba berbagi pemikiran tentang konflik pribadi saya terkait tentang lingkungan hidup ini.
Fokus dalam bidang keilmuan yang saya pelajari adalah teknologi,yang katanya dianggap salah satu sumber penyebab permasalahan lingkungan hidup.karena penemuan2 dan pengembangan teknologi yang ada sekarang jarang sekali mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekita. Sementara,  saya terlibat dan berada diorganisasi yang basisnya adalah lingkungan hidup yang meminta saya berkomitment total, menjadikan pengabdian kepada lingkungan hidup sebagai sebagai dedikasi.
Pada saat saya masih dalam proses kaderisasi di organisasi, untuk meningkatkan kepedulian, oleh para senior saya dan teman-teman sering dikumpulkan dalam diskusi2 tentang "lingkungan Hidup". Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui permasalahan yang ada adalah dengan menabrakan kepentingan sebagai seorang engineer dan keilmuan yang dipelajari, manusia yang harus memenuhi kebutuhannya, dan kepedulian terhadap pelestarian Lingkungan.Kemudian saya dan teman-teman disuruh menemukan solusi. Ngobrol ngalor ngidul dan setelah berjam-jam lempar2an pendapat, kami menemukan solusi,tapi masih diatas kertas.

Tapi kenyataannya, aplikasinya dalam keilmuan, tidak semudah itu.
Kenapa yah?

Lalu saya pikir, mungkin, karena kami tidak memiliki fondasi keilmuan yang kuat tentang lingkungan hidup itu sendiri.Pengetahuan yang ada sekarang hanya hasil rekonstruksi dari pengalaman-pengalaman yang tidak seberapa dan hasil mempelajari literatur (yang juga tidak terlalu sering dilakukan).Jadinya, ilmu yang "katung".Pengetahuan yang mengambang seperti ini, tentu tidak banyak berpengaruh terhadap apa yang nantinya kami lakukan (dalam bidang keilmuan sendiri).

Gimana dengan orang yang sama sekali ga peduli dan ga mau mempelajari lingkungan hidup dong?Adakah pertimbangan untuk lingkungan hidup dalam gaya kehidupan yang mereka jalani?
Dikampus ITB, sebenarnya udah ada 3 sks mata kuliah wajib tentang lingkungan.

Tapi , lepas dari 3 sks tadi, tidak ada lagi kuliah yang menyinggung2 soal pelestarian lingkungan, kecuali memang ada yang mengambil kuliah terkait sebagai kuliah pilihan.
Dan sepertinya untuk kebanyakan mahasiswa ilmu 3 sks tentang lingkungan tadi berakhir di selembar transkrip nilai.Syukur2 buat mahasiswa yang aktif dikemahasiswaan dan berpartisipasi dalam aksi lingkungan.Terus mendapatkan nilai-nilai,  Jadi walaupun ga diajarin dikuliah, masih aktif mencari ilmu agar bisa mengaplikasiin nilai lingkungan hidup dalam kehidupannya.

Di jurusan, saya merasa sedikit sekali dosen yang care dan menyinggung permasalahan lingkungan hidup, yang mencoba mengasimilasikannya dengan keilmuan kami.

Point saya disini, mungkin akan lebih berdampak jika ilmu tentang lingkungan hidup diberikan porsi lebih dalam kurikulum pendidikan. Dan jangan mahasiswanya aja, Dosen yang memiliki kesempatan banyak untuk mempengaruhi mahasiswanya mungkin juga perlu belajar nilai2 lingkungan hidup. Lalu mengajarkan pada mahasiswanya. Mungkin dengan begitu nilai2 lingkungan hidup akan menyebar lebih luas ke mahasiswa2 kampus ini. Dan greenlife bukan lagi sekedar jargon, atau aksi-aksi bersama, tapi memang sebuah nilai yang diterapkan semua civitas akademika dalam setiap karyanya, dalam gaya hidupnya,bahkan setelah lulus.

Atau bagaimana ya, kalau aturan-aturan ramah lingkungan ini dijadikan aturan resmi dari rektorat, sehingga semua mahasiswa dan dosen wajib mengaplikasikannya. Pelanggarnya dikenakan sanksi. Tidak perlu yang susah-susah, mungkin seperti aturan penggunaan kertas untuk tugas dan laporan. (Karena lingkungan akademis apalagi perguruan tinggi adalah konsumen kertas yang sangat boros).Atau pengelolaan sampah. Atau pembatasan penggunaan kendaraan (haha, cukup radikal). Mungkin ini bisa dijadiin bukti konsistensi akan identitas kampus ini sebagai green-campus.

Saya pikir akan cukup efektif untuk membuat sebuah perubahan gaya hidup.

Satu lagi yang menarik perhatian saya masih terkait dengan isu green campus., Tingkat dan gaya hedonisme mahasiswa kampus ini. Sepertinya perlu dikaji juga jika kita ingin menciptakan sebuah komunitas peduli lingkungan.

Contoh paradoks yang nyata terlihat, disaat kampus ini ramai dengan isu go green, parkiran kampus ini semakin penuh saja dengan kendaraan setiap tahunnya.Bahkan lahan diluar kampus pun dijadikan parkir untuk kendaraan civitas kampus ini.Loh?

Ya semoga saja isu gogreen ini tak sekedar menjadi latah. Orang-orang rame-rame green life, kita ikut-ikutan green life.tanpa tahu esensi dasarnya. Dan semoga ga cuma teriak-teriak segelintir orang, dan semoga juga ga cuma menjadi trend sesaat

Sabtu, 16 April 2011

lagilagi...


..
Jadi menurut agamamu, apakah seorang kristen sepertiku akan masuk neraka, Kashva?"
...

...
El,jika aku ini Tuhan, aku akan memasukkanmu ke dalam surgaku
...

*one of dialogue in the novel Muhammad by Tasaro GK between Kashva that belief Zardusht and his beloved friend El ,a Christian*

Love this dialog so much.

I believe with my own belief.And I appreciate people with their own beliefs.

Unfortunately, there were still many people who are busy looking to find gaps each other.instead of busy improving our own mistakes.

Berhentilah mengatasnamakan agama untuk sebuah kekerasan.
berhentilah menggunakan agama untuk membenarkan diri.Agama tidak sedangkal itu.

Rabu, 13 April 2011

informasi dan filternya

Belakangan saya merasa melihat briptu norman dimana-mana.di saluran TV maksudnya.

Nyampe rumah, nyalain TV, entah channel apa,
yang pertama kali didengar : "chaya,chaya"
suara briptu norman sesekali dimix pake suara penyanyi aslinya, mas Sharul Khan.

Ganti channel, alhamdulillah,siarannya berita.
beberapa berita,lalu : 
"dan pemirsa sekalian,disini kami telah tersambung dengan briptu norman,kami akan mengobrol dengan beliau,blabla..".

Di inbox, artisnya mas Briptu.Di Silet, berhari-hari ngebahas soal artis polisi dadakan ini.

Nah loh.

Mungkin moment ini dipake polri untuk membentuk image polisi yang baru, Lah wong, si Briptu, dimana-mana kalo tampil di publik pasti pake seragam. Mungkin ingin membentuk image polisi yang merakyat.

Nothing wrong with that.

Yang sedikit mengganjal di pikiran saya itu, kok ya media di Indonesia itu monoton sekali ya.Tidak bermaksud mengeneralisir, saya tau masih ada media yang mempertahankan idealismenya.

Yang saya sayangkan yang tidak itu. Ngejar tayang, ngejar rating, berita populer, tapi ga memperhatikan kontent. Ada satu isu rada hot, dikeroyok rame-rame, dikutilin sampe sampah-sampahnya juga dibahas.

Jadi ingat dulu pas waktu saya kerja praktek bulan Juni tahun lalu. Tiap kali makan siang dikantin, pasti beritanya soal Luna Maya. Hampir satu bulan lebih. Hal yang sama ditampilkan berulang-ulang.Yang ga penting-ga penting dibahas juga.-_______- .astaga.

Belum lagi kecenderungan masyarakat di negara tercinta ini. Bukan bermaksud merendahkan, tapi memang kenyataannya filter masyarakat ini terhadap informasi yang masuk kurang sekali.Dikasih tau A ya A, kalo B ya B. Atau kalo ada informasi yang berbeda, ngikut mana yang lebih banyak diikutin orang-orang.tanpa berusaha melihat lebih dalam.Jadi ya begitu, trendnya gampang ditebak, gampang diarahkan.gampang dipropagandai

Sedih kan ya?